Nama : Mareks Joseph
Tkt/Smt : II/3
Tugas : Homiletika I
Dosen : Juliman Harefa, M.Th
KHOTBAH TOPIKAL
Harga Penyerahan Diri
Lukas 14: 25-35
AT : Tuhan Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya bahwa untuk mengikutNya mereka harus melepaskan segala sesuatu.
AK : Melepaskan segala sesuatu untuk mengikuti Tuhan Yesus adalah pilihan yang benar.
Tujuan : Menolong kita supaya dapat memahami bahwa menjadi hamba Tuhan adalah sebuah penyerahan diri total kepada Tuhan.
Pendahuluan
Penulis kitab Injil ini adalah Lukas, Injil Lukas merupakan suatu paket tulisan dengan Kisah Para Rasul, dimana bahsa dan susunan struktur kitab menunjukan cirri yang sama. Keduanya di alamatkan kepada orang yang sama yaitu Teofilus, namun tidak mempersempit atau membatasi tujuan kepenulisan Injil Lukas. Tujuan Injil Lukas ditulis adalah untuk menguatkan iman semua orang percaya sekaligus untuk menjawab serangan orang yang tidak percaya. Injil Lukas dikemukakan untuk menggantikan berita yang tidak cocok dan tidak mendasar tentang Yesus, dan selain itu dia ingin mewartakan berita Injil kepada seluruh dunia.
Meskipun Lukas mengakui bahwa banyak yang telah menulis tentang hidup Yesus (1:1), dia mengatakan bahwa dia bergantung pada berita-berita tersebut untuk menulis Injil Lukas. Nampak jelas bahwa dia menggunakan penyelidikan dan sekaligus mengembangkan susunan pribadi sesuai dengan tujuan yang ditekankannya.
Ilustrasi
Ketika seseorang yang merupakan anggota prajurit atau anggota TNI, tentu yang merupakan tugasnya adalah mengabdi kepada bangsa dan Negara. Bukan hal yang mudah ketika seseorang menjadi anggota TNI apalagi dia sudah memiliki keluarga, tentunya ada beberapa hal yang harus dia korbankan untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara. Hal yang harus dia lakukan adalah :
1. Meninggalkan keluarganya.
2. meninggalkan segala miliknya atau harta bendanya.
3. mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri.
Dia harus melakukan ketiga hal tersebut, jika dia mau sungguh-sungguh mengabdikan dirinya kepada bangsa dan Negara. Itulah resiko atau tanggung jawab yang harus dia lakukan agar menjadi seorang prajurit yang sejati,
.>>>>>>>Demikian juga dalam kehidupan kita<<<<<<<
Saudara-saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, melepaskan segala sesuatu untuk mengikuti Tuhan Yesus adalah pilihan yang benar. Mengapa ? maka dari itu kita sama-sama lihat dari teks kita, tentu kita tahu bahwa teks ini tidak terlepas dari ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, dari pasal 13-19 merupakan serangkaian perjalanan pelayanan Yesus disekitar Perea. Pasal 13:22-23 Yesus menjelaskan tentang pintu yang sempit kemudian pasal 13:31-35 merupakan peringatan tentang Herodes dan pasal 14:1-23 Yesus berada di rumah orang farisi.
Teks kita yaitu terambil dari Injil Lukas 14:25-35 yaitu tentang “harga pemuridan”. Pada saat-saat tertentu dalam pelayananNya Yesus menantang calon-calon pengikutNya dengan perkataan yang kuat dan menenangkan tentang harga diri kehidupan yang menaati dan mengikuti Dia (Yesus). Hal apa yang membuat banyak orang tertarik dengan Yesus terutama murid-murid pada saat itu sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Dia. Keputusan yang diambil oleh mereka tidak salah, namun pertanyaannya adalah apa yang membuat mereka mengambil keputusan yang seradikal itu. Memang pasti ada alasan yang sangat kuat keputusan itu diambil, karena mereka pun diserahkan bagiNya.
Penyerahan diri kepada Yesus sebagai Tuhan adalah sebuah bentuk dedikasi yang tepat, namun dedikasi ini harus dibayar dengan sebuah harga mahal. Para murid ditantang untuk menunjukan dedikasi mereka terhadap Tuhan Yesus, seprti yang tertulis dalam teks ini. Sebagai hamba Tuhan dan murid Kristus kita ditantang untuk mendedikasikan hidup kita hanya kepada Dia. Hal inilah yang dihadapi oleh murid-murid dan untuk mewujudkan dedikasi ini murid-murid harus bayar mahal yakni penyerahan diri. Ada tiga hal penting yang perlu kita renungkan dalam memahami teks ini yaitu :
1. Harus menbenci keluarga (Lukas 14:26)
Yesus berkata kepada banyak orang yang mengikutiNya pada waktu itu dan murid-muridNya bahwa barang siapa yang mau mengikutiNya harus membenci keluarganya bahkan nyawanya sendiri, itulah salah satu hal yang harus dilakukan, Yesus mengatakan bahwa kita harus membenci keluarga kita bahkan diri kita sendiri, kita tidak dapat menafsirkannya secara harafiah karena pengertian dari perkataan Yesus ini adalah seseorang yang sudah dipanggil untuk mengikutiNya, dia tidak perlu khawatir untuk memikirkan keluarganya. Dia harus tetap fokus dengan panggilannya karena itulah yang harus dia utamakan sebab jika dia tidak sungguh-sungguh dalam panggilannya dan selalu mengkhawatikan keluarganya dan segala miliknya yang telah dia tinggalkan artinya bahwa dia tidak percaya akan janji Tuhan kepadanya. Perkataan Yesus ini adalah suatu janjiNya kepada kita, artinya kita harus tetap fokus dan sungguh-sungguh dalam panggilan kita dan tidak perlu mengkhawatirkan keluarga dan segala milik kita sebab jika kita fokus pada panggilan kita pasti Tuhan juga akan menyertai keluarga kita, segala milik kita dan tentunya diri kita sendiri (Luk 9 : 58-62).
2. Harus memikul salib (Matius 16:24)
Hal yang kedua yang harus dilakukan murid-murid adalah memikul salib. Memikul salib ? apakah murid-murid harus memikul salib sama seperti Yesus ? tentunya tidak memikul salib yang diajarkan Tuhan Yesus adalah sungguh-sungguh memaknai tentang panggilan Tuhan dalam kehidupan mereka dan fokus akan panggilan mereka. Melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita sehingga tanggung jawab yang Tuhan Yesus berikan kepada kita lewat panggilan itu, kita dapat memikul semuanya dengan sungguh-sungguh dan tetap fokus dengan panggilan kita sehingga kita dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang sudah Tuhan berikan dan percayakan kepada kita.
3. Harus mengikut Yesus (Matius 19:21)
Ketika kita melakukan kedua hal tersebut, tentunya hal yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah harus mengikut Yesus, ketika Ia telah memilih dan memanggil kita, Ia tidak memandang hina kekurangan kita. Ia tidak mencari seorang hamba yang sempurna tetapi Yesus mau mencari seoarng hamba yang mau berpegang teguh pada panggilanNya dan berusaha mewujudkan dalam kehidupanNya. Maka dati itu kita tetap mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh dan mau mengerjakan pekerjaan Tuhan baik itu dalam pelayanan kita dan juga tanggung jawab yang sudah Tuhan percayakan untuk kita dengan baik dan benar agar hidup kita senantiasa memuliakan Allah. Karena Ia menghargai hamba yang memiliki komitmen untuk sungguh-sungguh dalam panggilaNya.
Penutup dan Aplikasi
Tiha hal yang telah kita bahas ini jika kita lakukan dengan benar menurut maksud Tuhan, pasti akan menolong kita untuk memahami menjadi hamba Tuhan adalah sebuah penyerahan diri total kepada Dia yang adalah Tuhan atas hidup kita. Hal ini jugalah yang akan menolong kita untuk tekun menaati panggilanNya bagi kita. Ketika kita mendapatkan panggilanNya, kita jangan pernah menyianyiakan kesempatan yang sudah Dia berikan untuk kita, karena sedikit sekali orang-orang yang Tuhan pilih dan panggil untuk melayaniNya dan melakukan tugas dan tanggung jawab yang mulia ini sebab kita akan menikmati hasil yang telah Tuhan sediakan bagi kita jika kita mau sungguh-sungguh, berusaha, dan bekerja keras untuk mengerjakan panggilan Tuhan ini, agar kita juga layak disebut sebagai seorang hamba.
TEKSTUAL
Nilai Seorang Sahabat
Yohanes 15 :11-17
AT : Tuhan Yesus yang memiliki penilaian yang tinggi terhadap hambaNya.
AK : Seorang hamba memiliki penilaian yang tinggi terhadap seorang sahabat.
Tujuan : Sebagai hamba Tuhan kita harus meneladani Tuhan Yesus yang memiliki penilaian yang tinggi terhadap hambaNya.
Pendahuluan
Penulis Injil Yohanes adalah rasul Yohanes yang disebut “murid yang dikasihi Tuhan Yesus” (13:23 ; 19:26 ; 20:2). Pelayanan Yohanes sangat menonjol dalam gereja mula-mula tetapi tidak disebutkan namanya di dalam Injil ini. Tujuan dari penulisan Injil Yohanes ini adalah menunjukan vaersi baru dari berita Kristen akan menarik pemikiran Yunani dan untuk melihat suatu keinginan dalam bentuk menambahkan atau membenarkan Injil sinoptik, untuk melawan bidat-bidat, untuk menetang murid-murid Yohanes pembaptis atau adanya alasan khusus lainnya. Itu merupakan pendapat para ahli, tetapi Yohanes menyatakan tujuannya dengan jelas dalam Yohanes 20:31, tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup di dalamNya.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, teks kita berbicara tentang nilai seoarang sahabat, teks kita terambil di dalam Injil Yohanes 15:11-17, Doulos, hamba, pelayan Allah bukanlah suatu gelar yang memalukan, itu adalah suatu gelar kehormatan yang tertinggi. Musa disebut doulos Allah, juga Josua dan Daud disebut doulos Allah. Orang-orang terbesar pada masa lamapau merasa bangga dengan sebutan hamba, doulos, atau dalam bahasa Ibrani ebed.
Murid-murid disebut atau dipanggil Tuhan Yesus dengan sebutan hamba, namun Yesus juga menyebut mereka sahabat, Yesus berkata : “Aku mempunyai sesuatu yang lebih besar lagi bagimu, kamu lagi hamba melainkan sahabat. Yesus ingin memberikan suatu keakraban dengan Allah kepada murid-muridNya. Yesus memanggil kita untuk dijadikan sahabat dan bukan sekedar hamba atau budak. Ide tentang sahabat mempunyai latar belakangnya. Abraham disebut sebagai sahabat Allah (Yesaya 41:8), hikmat membuat manusia menjadi sahabat-sahabat Allah. Ungkapan dalam Injil Yohanes ditar belakangi dari adapt kebiasaan di lingkungan Kaisar Romawi maupun raja-raja di timur. Ada sekelompok orang yang terpilih yang disebut sebagai sahabat-sahabat raja atau sahabat-sahabat kaisar. Mereka kapan saja bisa datang kepada raja, sahabat raja adalah mereka yang mempunyai hubungan yang paling dekat dengan raja.
Yesus menyebut murid-murid sebagai sahabat bukan hamba, hal ini mempunyai alasan prinsip yang harus kita teladani adalah :
1. Sahabat mempunyai nilai yang tinggi di mata Tuhan. Statement Yesus dalam ayat 15 yaitu “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba tetapi Aku telah menyebutmu sahabat”. Di mata Tuhan Yesus terjadi perubahan status maupun relasi, status yang lebih tinggi dan relasi yang makin akrab.
2. rela berkorban, bahkan penyerahan diri demi sahabat. Yesus yang adalah Tuhan, rela menjadikan murid sebagai sahabat bahkan rela berkorban demi murid-muridNya atau pengikut-pengikutNya.
3. saling percaya dalam persahabatan. Keterbukaan merupakan sikapa penting dalam relasi persahabatan. Mis : Abraham dan Allah, begitu besar percaya Allah kepada Abraham demikian Abraham sangat percaya kepada Allah (Kej 15:6).
Aplikasi
Pertanayaan bagi kita sendiri “dapatakah kita bayangkan hal ini bahwa Allah mau menjadi sahabat manusia?. Ini suatu peristiwa yang tentu sangat luar biasa. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang sahabat dalam kesukaran (Amsal 17:17). Jika seorang sahabat dapat melakukan hal yang demikian apalagi Allah? Ada beberapa hal yang dapat mewarnai persahabatan untuk menolong kita melihat atau meneladani apa yang telah dilakukan Yesus terhadap murid-muridNya seperti yang sudah dijelaskan yaitu:
1. Dalam persahabatan kita harus saling menghormati sperti yang sudah dijelaskan dalam teks bahwa Tuhan Yesus sangat menghargai murid-muridNya sehingga ia menjadikan mereka sebagai sahabat bukan lagi sebagai seorang hamba.
2. kita harus saling percaya.
3. kita harus saling mengasihi, dimana hatinya selalu berpaut satu dengan yang lain, sehingga kasihNya tidak mengenal musim. Kasih melibatkan semuanya, kasih tidak menyimpan rahasia itulah yang dilakukan Yesus (Yohanes 15:15).
Dapat disimpulkan bhawa kita semua adalah anak-anakNya merupakan sahabat yang selalu memiliki nilai yang tinggi di mataNya dan Dia rela berkorban dan mau memepercayai kita sebagai sahabatNya. Maka dari itu jika kita ingin menjadi sahabatNya lakukanlah perintahNya dan percaya kepadaNya tentu kita akan dianggap sebagai sahabatNya. Dari renungan ini kita dapat menagambil suatu pelajaran yang sangat penting yang Yesus tunjukan kepada kita. Sebagai hamba Tuhan kita harus meneladani Tuhan Yesus yang memiliki penilaian yang tinggi terhadap hamabNya, ia rela berkorban demi sahabatNya dan sangat mempercayai murid-muridNya.
EKSPOSITORI
Tanggung Jawab Dalam Persahabatan
Galatia 6 : 1-10
AT :Paulus yang ingin menyampaikan kepada jemaat di Galatia supaya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap sesama dan sejauh mana tanggung jawab itu mereka lakukan.
AK :Memiliki tanggung jawab terhadap sesama sangat penting dalam kehidupan.
Tujuan : Supaya kita sebagai hamba-hamba Tuhan mempunyai tanggung jawab terhadap sesama kita, sejauh mana tanggung jawab itu kita lakukan.
Pendahuluan
seorang akan yang lain atau saling adalah salah satu ungkapan terutama dalam kehidupan Kristen. Kasihilah seorang akan yang lain muncul dalam Perjanjian Baru kurang lebih 12 kali. Dalam komik Peanuts yang popular “Lucy bertanya kepada Charlien Brown, mengapa kita ada di atas bumi? Charlie Menjawab : untuk membahagiakan orang lain. Ketika pendiri bala keselamatan mengalami gangguan kesehatan saat konvensi internasional, ia mengirim telegram “orang-orang lain”.
Paulus mengungkapkan : “bertolong-tolonglah menaggung bebanmu”. Banyak diantara kita seringkali kurang peka atau peduli terhadap teman atau sahabat kita yang dalam kesulitan. Beban yang sedang dihadapi sahabat kita biarlah ditanggung sendiri. Dalam konteks legalisme tidak suka menanggung beban, sebaliknya mereka menambah beban bagi orang-orang lain, (Matius 23:4). Penganut legalisme lebih bersikap keras terhadap orang lain dari pada terhadap dirinya sendiri. Bagaimana sikap orang percaya ? ia lebih banyak menuntut dirinya daripada oarng lain supaya ia dapat menolong orang lain.
Pasal 6:1-6, orang-orang Kristen dilarang menghakimi orang lain. Mereka harus menyadari bahwa mereka sendiri pun tidak mempunyai kekuatan moril untuk melakukan apa yang benar kalau bukan kuasa Roh Kudus. Mereka harus “memenuhi hukum Kristus” dengan bertolong-tolong menanggung beban sesama (6:2). Sikap ini sangat berbeda dari memelihara peraturan-peraturan yang dipaksakan dari luar melalui usaha mereka sendiri. Pasal 6:7-10 merupakan kesimpulan dari nasihat Paulus. Agar dapat menuai hidup kekal, mereka harus menabur bukan dalam daging yakni kepuasan diri sendiri melainkan dalam Roh yakni menghayati hidup baru yang diberikan oleh Yesus Kristus.
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, yang menajdi fokus kita pada teks ini adalah kepedulian terhadap sesama lebih khusu kepada sahabat atau teman. Ada beberapa hal atau poin yang dapat kita ambil dan pelajari dari teks ini yaitu:
1. Pandangan terhadap sahabat yang jatuh, kata pelanggaran dari kata Yunani Paraptoma yang artinya tergelincir yang biasa saja dialami oleh setiap orang yang berjalan di jalan yang licin. Paulus mengatakan: kamu yang rohani , kamu yang hidup di dalam Roh harus mengembalikan orang itu ke jalan yang benar, kata memimpin berarti memperbaiki, yang dalam dunia medis menyembuhkan dan bukan menghakimi. Ini perbaikan dilakukan dengan roh lemah lembut dan kasih. Penganut legalisme selalu bersikap menghakimi dan sombong.
2. menolong sahabat adalah suatu sikap memenuhi hukum Kristus. Sikap sperti itu sama dengan memenangkan sahabat atau teman untuk Kristus. Penganut legalisme ketika mendengar sahabatnya berbuat dosa, dia tidak pergi kepada orang-orang lain. Ingat penganut legalisme sering membuat dirinya lebih baik dengan membuat sahabatnya lebih jelek.
3. komitmen untuk sahabat dan bukan membandingkan diri dengan sahabat. Janganlah membandingkan diri kita dengan orang dalam pekerjaan Tuhan, dalam pekerjaan Tuhan tidak ada tempat untuk bertanding, kecuali bertanding melawan dosa iblis.
Jika kita melakukan semuanya dengan tulus dan penuh kasih terhadap sesama kita terutama terhadap sahabat atau teman kita sendiri pasti kita juga akan merasakan kebersamaan itu dengan baik bersama dengan Tuhan. Karena itulah yang Paulus samapaikan kepada jemaat di Galatia dan demikian juga untuk kita semua.
Penutup
Dalam kehidupan nyata kita sekarang sangat sulit untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik yang terbaik dari orang lain karena sangat jarang ditemukan seseorang yang memiliki tanggung jawab terhadap sesamanya atau terhadap sahabatnya. Kenapa dikatakn demikian karena sesuai dengan fakta yang sering terhadi dalam kehidupan praktis kita, ketika seseorang sedang jatuh kita sangat sulit untuk menolongnya,, jangankan menolong menoleh untuk melihatnya saja sulit. Hal yang seperti ini sering terjadi. Dalam Praktis kita mungkin akan terasa sangat sulit kita jalani tetapi jika kita bersungguh-sungguh mau menunjukan tanggung jawab kita sebagai seorang sahabat yang baik pasti kita dapat melakukannya dengan baik pula. Sebagai hamba-hamba Tuhan, kita mempunyai tanggung jawab terhadap sesame kita, sejauh mana tanggung jawab itu kita lakukan, “kata paulus masih ada kesempatanuntuk berbuat baik terutama kepada kawan-kawan seiman”.
From that time Jesus began to preach and to say: "REPENT, FOR THE KINGDOM OF HEAVEN IS AT HAND." (Matthew 4:17)
Tuesday, February 21, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Nama : Frendy Latupeirissa Tkt/Smt : II/3 Tugas : Homiletika I Dosen : Juliman Harefa, M.Th Khotbah Ekspositoris “Hidup Bersama Den...
-
Nama : Mareks Joseph Tkt/Smt : II/3 Tugas : Homiletika I Dosen : Juliman Harefa, M.Th KHOTBAH TOPIKAL Harga Penyerahan Diri Lukas ...
-
Oleh: Julandri Simanjuntak KHOTBAH EKSPOSITORI “KOMITMEN UNTUK MENJADI BERKAT” 2 Raja-Raja 5:1-5 PENDAHULUAN Dalam sebuah kesempatan ...
No comments:
Post a Comment