Nama :Relson Pattipeilohy
Tgkt/smstr :II/3
Tugas :Homeletika
Dosen :Juliman Harefa, M.Th
Ekspositori
Efesus, 4: 1-7
(kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda)
Tema: “Hubungan yang harmonis dalam keluarga Allah”
Latar belakang
penulis: Paulus
Tema: Kristus dan gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2).
Pendahuluan
Saudara pada saat ini saya akan membawakan khotbah tentang hubungan yang harmonis dalam sebuah persekutuan, membawa dampak yang besar dalam pertumbuhan geraja. Sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 133:1, “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun”. Kerukunan tercipta apabila di dalamnya mempunyai hubungan yang indah. Untuk itu, di bawah ini akan menjelaskan, apa rahasia hubungan keluarga yang harmonis itu.
Isi
1. Persatuan orang Kristen dalam keluarga Allah (1-3).
Pada saat paulus menulis surat ini, dia berada di dalam penjara dan mengalami penderitaan, namun hal itu tidak membuat dia harus patah semangat untuk membritahkan Injil. Buktinya dia masih sempat untuk menulis surat kepada jemaat di Efesus, dia katakana kepada mareka; “aku orang yang di penjara kerena Injil, menasehati kamu supaya kamu berpadanan dalam panggilan itu.”
Kata yang harus kita perhatikan “supaya”. Kata ini menuju pada sebab akibat. Paulus menasehati jemaat Efesus, untuk mereka dapat memikirkan kembali bahwa mereka ini telah di panggil jadi panggilan yang sudahg di miliki mereka harus mereka pegang. Jadi Paulus menasehati mereka supaya mereka semakin memegang terus panggilan mereka dan tidak melupakan panggilan yang sudah mereka miliki. Lalu dengan cara gimana mereka dapat memegang panggilan mereka dalam hubungan mereka dengan saudara-saudara mereka:
• Mereka harus menjadi rendah hati
• Lemah lembut
• Sabar dan tunjukan kasih mu, serta saling membantu.
Kalau kita lihat beberapa hal yang di katakana Paulus, hal ini tentang sikap seorang yang sudah di panggil, dimana seseorang harus memulai persekutuan yang baik dari dirinya sendiri, kemudian baru dia keluar. Pada saat kita sudah memiliki syarat-syarat di atas, kita harus mulai menjaga Roh, Roh di sini huruf besar jadi Roh Tuhan yang sudah kita miliki kita harus menjaga, menjaga dengan apa; menjaga dengan ikatan tali persaudaraan yang telah di miliki orang-orang percaya pada saat itu. Semua hal ini bermuara dialam hati kita kita.
Sekarang bagi kita, apakah kita yang hidup dalam persekutuan hamba Tuhan sudahkah memiliki kerendahan hati, lemah lembut, dan sabar atau sebaliknya, kita semakin bobrok dalam hal ini.
2. Menjadi teladan dalam keluarga Allah (4-6).
pada saat kita mulai dari diri kita sendiri, kini kita akan mulai pada persekutuan, kitsa harus menjadi teladan. Pertanyaanya teladan seperti apa ?
dari apa yang saya lihat mulai dari ayat 4-6, semua ini berkaitan dengan hati sikap dan roh dimana harus menjadi satu dan tidak di pisahkan. Dalam bahasa Yunani “ev” yang artinya “menjadi satu”, “hanya satu”, “menjadi seorang.” Jadi yang dimaksudkan Paulus yaitu jemaat pada saat itu harus menjadi satu dalam kehidupan mereka (dari banyak orang tetapi memiliki satu hati dan satu tujuan untuk Tuhan). Jadi kita yang sudah hidup dalam persekutuan harus memiliki satu hati yang hanya kepada Tuhan.
3. persatuan dalam anugrah (7).
“Tetapi kita masing memiliki Karunia-karunia yang berbeda” dari apa yang di tulis Paulus di atas, bahwa kita jemaat harus menjadi satu, namun dia katakana kepada jemaatnya kalau mereka berbeda dalam memiliki karunia, namun apakah ini membuktikan kalau jemaat tidak dapat menjadi satu ? tidak. Memang karunia-karunia berbeda tapi bukan berarti tidak bisa menjadi satu dalam persekututna karena maksud Paulus kita di beri karunia-karunia yang berbeda untuk saling memperlengkapi dalam pelayanan jemaat, dan menuju pada satu iman (12-14).
Kesimpulan
tapi bukan berarti tidak bisa untuk di satukan dan di harmonisasi untuk menjadi Dengan khotbah yang singkat ini kita yang sebagai hamba Tuhan yang telah di panggil harus menjadi satu dalam keluarga Kristus dalam persekutuan di sekolah maupun nanti dalam pelayanan kita di luar. Dan kita harus dapat menyatuhkan jemaat kita di kemudian hari. Memang setiap kita memiliki perbedaansatu. Kuncinya hanya satu; kita harus sadar bahwa kita hamba Tuhan yang sudah di panggil harus kejar panggilan itu dalam persatuan yaitu menjadi sepikir, sehati dalam Kristus. Amin….
Topical
Tema: “Hidup Dalam Kasih”
Latar Belakang
Penulis: Paulus
Tema Surat: Surat
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama.
Tujuan
Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, didukung oleh keadaan masyarakat Efesus pada saat itu. Keadaan masyarakat Efesus pada saat itu adalah masih melakukan penyembahan terhadap Dewa Yunani. Dewa yang mereka sembah pada saat itu adalah mereka sebut dewi Artemis. Mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis ini adalah Dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar. Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.
Surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Dalam surat ini penulisnya menekankan Rencana Tuhan agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Tuhan supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Tuhan itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus KristusPada saat ini kita akan berbicara mengenai kasih,
Pendahuluan
pasti saudara-saudara sudah terbiasa mendengarkan khotbah, seminar, bahkan nasehat-nasehat di dalam keluarga saudarapun sudah mengenai kasih. Tapi yang jadi pertanyaan bagi kita yang sudah terbiasa mendengarkan kata kasih tersebut, apakah kita kita sudah mengaplikasikan kasih di dalam hidup kita dan kasih seperti apa yang sudah kita lakukan ?? apa kasih itu yang di inginkan Tuhan ?
Isi
Nah saudara pada saat ini kita akan melihat kasih seprti apa yang kita harus lakukan dank arena apa kita harus mengaplikasikan kasih tersebut.
1. HIDUP DENGAN MENGUNDANG YESUS KRISTUS DI DALAM HATI (EF31: 17).
Sebenarnya dalam kehidupan kita bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita, kita sudah melakukan banyak sekali perbuatan kasih kepada orang-orang yang di sekitar kita, namun apa yang mendasari kita untuk melakukan kasih dan sudahkan kita melakukan semua itu dengan motivasi yang benar ?
Saudara saya mau katakan buat saudara, sebanyak-banyak apapun kita melakukan kasih tapi kita tidak memiliki Yesus di dalam hati kita, maka semua perbuatan kasih kita akan menjadi sia-sia dan tidak mempunyai tujuan.
Paulus katakana kepada jemaat di Efesus “oleh iman Kristus diam di dalam hati mu dan kamu berakar di dalam kasih” dalam ayat ini Paulus menjelaskan bahwa yang memiliki Kristus sajalah yang mempunyai kasih dan kasih itu akan terus berakar, jadi marilah kita yang sering mendengarkan kasih. Kita membuka hati kita dan mengijinkan Yesus masuk dalam hati kita.
2. HIDUP BERDASARKAN MAKSUD ALLAH (EF 1: 4-5).
Saudara pada saat kita sudah menjadi milik Yesus, kita akan harus melakuakn apa yang di lakukan oleh Yesus, dan salah satu perbuatan Allah yang harus kita lakukan yaitu kasih. Kita dapat melihat di Efesus 1: 4-5.
Karena kasih kita telah dipilih oleh Allah, dan karena kasih-Nya juga kita dapat di sebut anak-anak Allah. Jadi kalau di balik kepada kita; karena Allah yang terlebih dahulu masuk di dalam hati kita dan terlebih dahulu melakukan kasih, kita punharus melakukan kasih yang du kehendaki Allah. Sekarang menjadi pertanyaan, kasih seperti apa yang diinginkan Allah ?
3. KASIH HARUS DINYATAKAN DALAM KEHIDUPAN KRISTIANI (EF 4: 1-3).
Kita dapat melihat di Efesus 4 ayat 1-3, yaitu: kita harus hidup dengan rendah hati terhadap sesama, lemah lembut, sabar dalam saling membantu, dan damai sejaterah. Paulus katakana seperti ini kepada jemaat di Efesus, supaya jangan samapai mereka mengalami perpecahan di dalam gereja mereka karena tidak memliki rasa kasih terhadap sesama. Sekarang ini kita lihat dalam kehidupan kita, apakah yang terjadi di sekitar kita pada saat tidak memiliki kasih, satu contah kehidupan yang tidak memiliki kasih “kasus di ambon, semua itu terjadi karena saudara-saudara kita tidak memiliki kasih untuk berdamai”. Sekarang bagi kita semua yang ada di sini. Maukah kita melihat gereja kita hancur karena tidak di dasari oleh kasih. Akan pasti tidak mau, jadi marilah kita hidup bersama dengan memiliki rasa kasihb yang peduli terhadap saudara-saudara kita.
Kesimpulan
Sesuai pertanyaan yang tadi kasih seperti apakah yang harus kita buat dan apa itu sudah diinginkan oleh Allah ?mari sama-sama kita mengoreksi diri kita hadapan Allah dan kita membaut komitmen untuk dapat berbuat kasih dan melalakukan kasih yang diinginkan Allah. Untuk kemuliaan Allah sendiri.
Tekstual
Tema: “Sikap orang Kristen”
I Tesalonika 1: 9b-10a
“bagaimana kamu kami sambut dan bagaiman kamu berbalik dari berhala-hala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, 10a. dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga.”
Latar Belakang
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja mulai.
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan, untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Pendahuluan
Pada zaman sekarang sudah banyak orang yang sukses dan juga sudah bamyak orang yang menjadi kaya raya. Dan itu membuat juga banyak orang menjadi miskin dan tidak di perhatikan, karena di singkirkan. Masa sekarang ini orang ingin kaya namun mereka kaya karena bahwahidup mereka kepada berhala bukan saja itu banyak mudah-mudih yang berpacaran, sampai mereka lebih mengutamakan pacar mereka dari pada Tuhan paakah itu tidak menjadikan pasangan mereka berhala ?
Isi
1. MASA LAMPAU.
Pasa masa itu orang Kristen “berbalik dari berhala-barhala kepada Allah ” dua kata penunjuk dari dan kepada yang di pakiai Paulus yang pertama “berbalik dari berhala” dan yang kedua “berbalik kepada Allah”. Paulus membawah berita injil kepada mereka hingga mereka membuka hati mereka kepada Allah. Kita dapat melihat dari peristiwa yang di alami olehPaulus tentang pertobatan jemaat Tesalonika, ini semua terjadi bukan karena Paulus mengancam berhaka mereka, bukan karena Paulus membayar mereka, dan juga bukan Paulus menakuti mereka, namun semua terjadi karena kekuatan Injil dan kesungguhan dari Paulus.
Kita bisa lihat, dalam ayat ini Allah memakai hambah-Nya yang penuh dengan bebAn unutuk meyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. Allah membutuhkan hambah-Nya yang mau bersedia untuk membritahkan Injil. Kemudian kita lihat mengapa sampai Allah harus menyelamatkan jiwa-jiwa yang berdoasa kepada-Nya ? karena Allah ingin untuk setiap manusia yang Dia ciptakan, mereka hidpu hanya untuk kemuliaan Allah. Dampak pada saat mereka meninggalkan semua hidup lama mereka, mereka dapat menemukan tujuan hidup mereka yang sebenarnya dan mereka tidak lagi hidup dalam perhambahan daosa.
2. MASA SEKARANG.
Pada saat mereka sudah hidup dalam keselamatan, yang jadi tugas merka adalah, merka harus menyerahkan hidup mereka sungguh kepada Aaalh dengan cara mereka melayani DIa. Nah sekarang bagi kita yang sudah diselamatakan, dan sudah melayani Allah, tapi harus dengan sikap bagaimana kita harus melayani Allah. Yang di butuhkan Allah hanya dengan sikap hati yang benar dan sikap hati yang hidup, artinya seluruh hidup kita, kita serahkan kepada Allah.
Allah menginginkan kita untuk bergaul dengan Dia dan menyerahkan hidup kita untuk di sempurnahkan lagi di dalam Dia, serta siap menderita dalam melayani Dia.
3. MASA YANG AKAN DATANG.
“dan untuk menantikan kedatangan-Nya dari sorga.” Inilah tujuan tiap-tiap orang Kristen, siding Kristen, masyarakat Kristen pada zaman yang akan datang. Pengharapan orang Kristen tidak kosong, karena yang dinantikan orang percaya adalah Yesus Kristus yang menciptakan segala alam semesta dan yang menciptakan kita serupa segambar dengan Dia.
Kita bisa lihat pengharapan kita tidak pernah kosong, karena yang kita nantikan bukan orang yang kudus, bukan malaikat, serta buakn panglima tentara sorga, melainkan Anak Allah yang pada masa awalnya Pb telah turun menjelma di dalam daging dan menjadi manusia sama seperti kita, dan yang paling terpenting DIa menanggung segala penderitaan kita manusia samapi pada penyaliban-Nya di atas kayu salib.
Kesimpulan
Kita yang sudah memiliki hidup baru janganlah membawah hidup kita kepada masa lalu kita yang bias menjerumuskan kita kepada hal-hal yang salah, apalagi sampai pada memberhalakan sesuatu. Tetapi kita harus tetap hidup dilam Kristus dan menyerahkan hidup kita secara sungguh-sungguh kepada Allah, serta kita melayanu dia seumur hidup kita.
From that time Jesus began to preach and to say: "REPENT, FOR THE KINGDOM OF HEAVEN IS AT HAND." (Matthew 4:17)
Tuesday, February 21, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Nama : Frendy Latupeirissa Tkt/Smt : II/3 Tugas : Homiletika I Dosen : Juliman Harefa, M.Th Khotbah Ekspositoris “Hidup Bersama Den...
-
Nama : Mareks Joseph Tkt/Smt : II/3 Tugas : Homiletika I Dosen : Juliman Harefa, M.Th KHOTBAH TOPIKAL Harga Penyerahan Diri Lukas ...
-
Oleh: Julandri Simanjuntak KHOTBAH EKSPOSITORI “KOMITMEN UNTUK MENJADI BERKAT” 2 Raja-Raja 5:1-5 PENDAHULUAN Dalam sebuah kesempatan ...
No comments:
Post a Comment