Tuesday, February 21, 2012

Kasih Bagi Saudara (1 Korintus 16:14-24)

Nama : Susan Latupeirissa
Tkt/Smt : II/3
Tugas : Homiletika I
Dosen ; Juliman Harefa, M.Th

 Khotbah Ekspositori
Kasih Bagi Saudara
(1 Korintus 16:14-24)
Pendahuluan
Surat ini di tulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Ketika dia berada di Efesus kira-kira pada tahun 54 M. Tujuan surat ini yaitu Paulus menanggapi masalah yang muncul di jemaat Korintus antara lain mengajar dan memperbarui gereja dalam kelemahannya, mengoreksi hal-hal yang keliru seperti : perpecahan (pasal 1 :10-4:21), imoralitas (pasal 5-6:20), mencari keadilan orang yang tidak beriman (pasal 6:1-8), kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan (pasal 11:17-34). Paulus juga mengoreksi pengajaran yang salah tentang mengenai kebangkitan pasal 15 . dan pasal 16 :1-4 memberikan pengajaran tentang persembahan bagi orang-orang percaya Yerusalem yang sedang mengalami bencana kelaparan. Khususnya di pasal 16:14-24 berbicara tentang Kasih Bagi Saudara. Adapun teks ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut:
1. Melakukan pekerjaan dalam kasih (ay 14)
2. Himbauan untuk menghargai dan menaati pelayan Tuhan (ay 15-16)
3. Himbauan untuk menghargai orang yang mengambil bagian dalam pelayanan (ay 17-18)
4. Penyampaian salam sebagai bukti komunikasi antara orang-orang kudus (ay 19-20)
5. Bukti perhatian Paulus dengan bagian akhir suratnya sendiri (ay 21)
6. Perintah untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan (ay 22)
7. Kecukupan kasih karunia bagi orang-orang Kristen (ay 23-24)
Isi
(ay 14) Gereja korintus baru saja belajar apakah artinya saling mengasihi. Persekutuan mereka telah terpecah karena kesombongan, keberpihakan dan iri hati. Paulus mengingatkan kita akan pentingnya kasih. Semua pelayanan Kristen harus dilakukan dalam semangat kelemahlembutan yang memadai kehidupan Tuhan kita. Di ayat ini Paulus memerintahkan jemaat di Korintus untuk melakukan pekerjaan atau pelayanan mereka dengan kasih, bukan dengan alasan lain. Lakukanlah memakai bentuk kata perintah berarti suatu hal yang harus dilakukan tanpa ada pilihan. Ini berarti bahwa melakukan pelayanan dalam kasih adalah keharusan. Melayani dengan alasan kasih akan memberi hasil yang lebih baik dan memuaskan. Demikian pula kita hamba Tuhan sekarang ini apakah kita melakukan pelayanan dalam kasih atau motivasi yang lain? Atau melakukan pelayanan dengan terpaksa atau bersungut-sungut? Atau karena hanya menunaikan tugas saja tanpa tujuan apa-apa? Jawabannya kembali kepada diri kita masing-masing.
(ay 15-16) Kasih menutupi segala kekurangan yang kadang-kadang menggusarkan kita dan menyebabkan kesalahpahaman. Orang yang kurang kasih cenderung membesarkan perbedaan. Hidup baru yang kita miliki dalam Kristus seharusnya tercermin melalui kerohanian Kristen kita. Sikap demikian menyebabkan kita menghargai mereka yang bekerja bagi Tuhan, sekalipun pelayanan mereka kelihatannya tidak penting. Seluruh keluarga Stefanus telah bekerja untuk membantu orang-orang percaya. Mungkin ada orang yang menanggap mereka tidak penting. Di dalam ayat-ayat ini Paulus memohon kepada jemaat di Korintus untuk menghargai pelayanan seorang hamba Tuhan khususnya saat itu Stefanus. Paulus mengatakan seperti ini karena dia tahu bahwa jemaat di Korintus adalah jemaat yang berlatar belakang sombong karena dilihat secara ekonomi mereka cukup. Mereka juga cenderung melihat kelemahan sesama mereka, sehingga mereka sulit menerima kekurangan. Paulus adalah seorang yang sudah memahami dengan baik keadaan jemaat di Korintus. Sehingga ia memohon hal ini kepada mereka. Dalam kehidupan berjemaat hal ini juga terjadi, jemaat-jemaat yang secara ekonomi sudah cukup atau dalam pendidikan sudah lebih tahu dan berpengalaman atau dalam kedudukan bermasyarakat lebih tinggi sering menganggap remeh hamba Tuhan bahkan tidak menghargai sama sekali pelayanan hamba Tuhan tersebut. Apalagi kalau hamba Tuhan itu orang yang biasa-biasa saja, penampilannya kurang menarik, khotbahnya tidak menyenangkan hati maka cenderungalah jemaat tidak mengenggap dan tidak menghargainya. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa bila kita mempunyai kasih maka kekurangan, kelemahan orang lain pasti kita bisa terima. Dan kasih membuat kita saling menerima dan menghargai satu dengan yang lain.
(ay 17-18) Hal yang sama juga berlaku bagi orang-orang yang bersedia memberikan waktu mereka untuk mengantarkan surat-surat Paulus kepada orang-orang di Korintus. Mereka telah menghibur Rasul Paulus, dan Paulus dengan sengaja mengingatkan orang Kristen lainnya akan pentingnya pelayanan orang-orang ini kepadanya. Ini mengingatkan kita sekali lagi bahwa semua anggota tubuh Kristus adalah penting (1 Kor 14:22-23). Ayat ini juga masih membicarakan hal yang sama tentang menghargai semua orang yang mengambil bagian dalam pelayanan. Tanpa memandang fungsinya sbesar apa atau pengaruhnya sejauh mana. Yang mengantar suratpun bagi Paulus termasuk orang penting dan dihargai. Karena biarpun pelayanan mereka sangat sederhana tapi mereka ikut memperlengkapi pelayanan dalam jemaat. Bukankah hal ini juga serng terjadi dalam jemaat? Hamba-hamba Tuhan yang besar, yang pengaruhnya luar biasa itu saja yang kita hargai. Sedangkan yang lain, seperti koster gereja, tukang kebun gereja, satpam gereja, kadang tidak dianggap dan tidak dihargai. Hanya gembala, para majelis yang kita hargai. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa semua pelayan Tuhan harus kita hargai dan terima, tanpa memandang jabatan mereka. Dan satu-satunya yang membuat kita bisa melakukannya adalah jika kita melayani atau hidup bersama dalam kasih.
(ay 19-20) Salam hangat Kristen dikirim oleh semua gereja di Asia. Komunikasi yang terus-
menerus antara berbagai kelompok orang-orang yang sungguh-sungguh percaya sangatlah penting. Akwila dan Priskila ada bersama dengan Paulus ketika gereja Korintus didirikan. Di ayat ini juga menunjukan kepada kita bahwa kasih di antara orangkristen tidak dibatasi oleh jarak. Tapi mereka masih bisa mewujudkannya melalui salam. Apakah kita juga bisa seperti mereka?
(ay 21) Rasul Paulus menunjukkan perhatian pribadinya dengan menulis bagian akhir suratnya sendiri. Dalam ayat ini terbukti bahwa kasih dan perhatian bagi jemaat di Korintus bukanlah hanya sekedar dia berkata-kata tapi dia buktikan melalui tindakannya yaitu menulis surat ini dan ini adalah pengakuannya sendiri. Dalam kehidupan praktis, kadang hamba Tuhan ataau orang Kristen hanya pintar membicarakan tentang kasih tapi sangat sulit untuk mempraktekannya.
(ay 22) Sekarang sekali lagi disini ada sebuah peringatan yang diperlukan. Kasih Kristen didasarkan pada ketaatan kepada Alkitab. Kalau kita sunguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita akan menaati-Nya dan menjunjung tinggi Firman-Nya. Mereka yang tidak mengasihi Tuhan seharusnya tidak diberikan tempat di antara orang-orang kudus. Marilah kita menjadi orang yang mengasihi dalam kebenaran. Satu hal yang menjadi akibat kalau kita tidak mengasihi Tuhan dengan adalah kutukan tentunya, kutukan yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan hidup yang kekal buakn hanya hidup sekarang ini. Jadi himbauan bagi kta juga untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Sejauh mana kesungguhan kita mengasihi Tuhan? Kita yang tahu diri kita masing-masing.
(ay 23-24) Surat ini diakhiri dengan peringatan Paulus kepada orang-orang Kristen bahwa kasih karunia Allah itu cukup bagi setiap keperluan dan keadaan. Lalu ia mengirim salam Kristennya. Kasih karunia yang diberikan Tuhan tak pernah berhenti dan berlalu dalam hidup orang yang mengasihi dia. Paulus mengatakan kasih karunia menyertai engkau. Ini berarti tidak ada sedetikpun kasih karunia itu berlalu dari kita. Hanya saja bagaimana kita meresponinya. Apakah kta mensyukurinya. Mengembangkannya atau sebaliknya. Dan pada akhirnya seperti biasa surat-surat Paulus selalu diakhiri dengan salam dan ini yang dia lakukan di surat ini.
Aplikasi:
Saudara, Allah rindu kita menjadi anak-anakNya yang hidup di dalam Kasih. Ketika Ia memberkati kita, Ia tidak pernah bermaksud agar kita menjadi “waduk” berkat, tetapi saluran berkat. Artinya, kita diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Saat ini ada begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kesulitan. Mereka sudah putus asa karena tidak mempunyai pekerjaan, tidak ada penghasilan, anak-anak mereka putus sekolah. Mereka adalah saudara-saudara seiman kita yang mungkin berada dalam gereja yang sama. Masihkah kita berdiam diri atau sekedar berdiplomasi? Alkitab berkata, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Kini saatnya kita berbuat kasih. Dari man kita harus memulainya? Kasih ini harus mulai dari diri kita sendiri sebagai Hamba-hamba Tuhan dan kemudian seluruh jemaat. Mulailah memperhatikan sesama anggota gereja yang terdekat yang kesulitan. Doakan dan tolonglah mereka. Ketika kasih telah disemaikan di Keluarga kita ini, maka dengan sendirinya ia akan dengan sendirinya ia akan membayar ke luar.

Ilustrasi:
Saya teringat pada suatu kejadian. Suatu hari, ketika sedang menebusobat di sebuah apotek, seorang ibu tengah baya melihat percakapan yang terjadi antara seorang wanita dengan kasir apotek tersebut. Wanita itu berkata, “apakah bias beli setengah resep saja? Uang saya tidak cukup.” Setelah dihitung ulang, kasir itu berkata, “setengah resep harganya 70 ribu.” Wanita itu tampak bingung. Kemudian ia berkata lagi “pakah boleh beli seperampatnya?” kasir itu menjadi jengkel dan berkata dengan ketus, “Ya, gak adalah orang beli obat seperampat resep. Cari aja di apotek yang lain!” wanita itu berjalan dengan menunduk. Air mata yang tertahan di pelupuk matanya menandakan kesedihan dan kebingungannya.
Diam-diam ibu tengah baya itu mengikuti wanita itu. Sesampainya diluar, ia meyapa wanita itu dan berkata, “siapa yang sakit, ibu?” “anak saya,” sahut wanita itu berkata, “kata dokter mungkin levernya infeksi. Badannya panas sekali.” “ibu tidak jadi beli obat, apakah uangnya kurang?” Tanya wanita tengah baya itu. Dengan menangis wanita itu menganggukan kepalanya. Ia bingung tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Tiba-tiba ibu tengah baya itu mengulurkan tangannya dan memberinya sejumlah uang sambil berkata, “jangan menangis, bu. Ini untuk ibu.” Wanita itu benggong, tidak percaya. Tiba-tiba air matanya tertetes tanpa bias ditahan. Ia menangis. Ibu tengah baya itu memeluk wanita itu. Sesaat kemudian, wanita itu berkata, “bu, mengapa ibu menolong saya, bukankah ibu belum mengenal saya?” ibu tengah baya itu berkata,”Dulu saya pernah mengalami apa yang ibu alami… saya bisa merasakan sedihnya. Tetapi karena kasih Tuhan, saya dan anak-anak saya dipelihara-Nya sampai hari ini. Pakai saja uang itu, bu. Saya berdoa agar anak ibu sembuh.” Dengan berlinang air mata wanita itu berkata, “terima kasih, bu.” Saudara, itulah kasih, kasih mendorong anak-anak Tuhan untuk berbuat sesuatu bagi orang-orang yang dalam kesulitan tanpa peduli siapakah orang itu. Kasih dimulai dari dalam gereja dan menyebar ke luar, menjangkau sesama manusia.
Penutup:
Saudara yang dikasihi Tuhan, marilah kita hidupkan lagi kasih di dalam kehidupan kita sekarang ini. Sekarang kita di bawah terang Firman Tuhan, kita telah jelas bahwa gereja tidak dapat disebut gereja ketika kasih tidak lagi hidup di dalamnya karena tanda sebuah gereja adalah kasih.
Allah Rindu kita hidup senagai anak-anak yang saling mengasihi. Kasih yang bukan sekedar wacana, tetapi perbuatan. Kasih yang dipraktikkan sehingga setiap orang melihat bahwa kita, sebagai gereja, adalah persekutuan anak-anak-Nya. Marilah saudara, tinggalkan hidup yang hanya berpusat pada diri sendiri. Sekarang arahkan pandangan kita, telinga kita, hati kita kepada mereka yang merintih, yang memerlukan pertolongan dan kasih kita.
Saya yakin ketika kasih dilalukan, Allah akan membangun suatu komunitas baru di dalam gereja kita ini. Perkara-perkara besar akan mulai terjadi. Gereja kita akan menjadi seperti sebuah kota di atas gunung. Orang akan melihat bahwa sinar kemuliaan Kristus ada didalam hidup kita sehingga nama Bapa dimuliakan. Saya percaya Tuhan akan senang dengan anak-anak-Nya yang berlaku seperti itu. Ia akan memberkati dan menyertai mereka senantiasa.

 Khotbah Tekstual
Berdiri Teguh Dalam Iman
(1 Korintus 16:13)
Pedahuluan
Suatu pagi seorang bapak dengan muka yang muram datang kepada pendetanya. Kemudian ia berkata dengan nada frustasi, “Mulai sekarang saya tidak mau lagi jadi orang Kristen! Buat apa menjadi orang Kristen kalau hanya musibah, kegagalan, dan kemalangan yang saya alami. Sejak saya dibaptis, bisnis saya merosot, anak-anak saya sakit-sakitan, dan kemarin mobil saya hilang! Buat apa jadi orang Kristen. Katanya Tuhan menyertai umat-Nya tetapi apa yang saya dapatkan? Mulai sekarang saya tidak akan percaya kepada Allah orang Kristen!” dengan perasaan kesal dan tanpa memberi kesempatan kepada pendetanya untuk menanggapinya, ia pergi meninggalkan pendeta itu. Saudara-saudara, pergumulan iman seperti itu bisa terjadi kepada siapa saja. Dalam pergumulan yang berat, seringkali kita bertanya, “apa arti penyertaan Tuhan itu? Dan karena konsep penyertaan Tuhan yang keliru, kita dapat mundur dari iman kita. Saudara-saudara, seandainya kita mengerti arti yang benar dari penyertaan Tuhan, niscaya kita akan tetap teguh dan tabah dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang menerpa kita. Disaat ini kita akan bagaimana cara hidup kita sehingga Tuhan tetap menyertai kita.
ISI
Surat ini di tulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Ketika dia berada di Efesus kira-kira pada tahun 54 M. Tujuan surat ini yaitu Paulus menanggapi masalah yang muncul di jemaat Korintus antara lain mengajar dan memperbarui gereja dalam kelemahannya, mengoreksi hal-hal yang keliru seperti : perpecahan (pasal 1 :10-4:21), imoralitas (pasal 5-6:20), mencari keadilan orang yang tidak beriman (pasal 6:1-8), kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan (pasal 11:17-34). Paulus juga mengoreksi pengajaran yang salah tentang mengenai kebangkitan pasal 15 . dan pasal 16 :1-4 memberikan pengajaran tentang persembahan bagi orang-orang percaya Yerusalem yang sedang mengalami bencana kelaparan.
Orang-orang Kristen awal mendapat serangan dari berbagai sudut, banyak yang menghadapi penganiayaan, bahkan sampai mati. Di dalam gereja, ada banyak masalah tentang doktrin yang benar, dan tentang hidup kudus. Mungkin bagi sebagian orang, kelihatannya sangat sedikit harapan untuk bisa hidup berkemenangan. Tetapi sekarang, setelah dua ribu tahun kemudian, gereja masih bergumul melawan dunia yang membenci sang juruselamat, dan oleh karena itu juga membenci umat-Nya. Tantangan yang diberikan Rasul Paulus dahulu masih berbunyi begitu jelas pada masa sekarang pada waktu kita berjuang untuk iman kita.
 Berjaga-jagalah!...karena Tuhan senantiasa menyertai kita.
Sebagian orang mungkin telah tertidur, tidak menyadari bahaya di sekeliling mereka. Yesus, pada saat-Nya yang paling sulit, menantang murid-muridnya untuk berjaga-jaga dan berdoa. Tetapi mereka tertidur. Ia memperingatkan mereka tentang bahaya dosa dan perlunya senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Apabila gagal berjaga-jaga, murid-muridnya akan segera merasakan bahwa pergumulan rohani terlalu berat untuk ditanggung. Marilah kita berjaga-jaga terhadap dosa dan juga terhadap mereka yang menyerang gereja. Apabila Yesus datang, kiranya Ia menemukan kita sedang berjaga-jaga. Kelakuan Kristen seharusnya secara tetap diarahkan oleh dua hal : yang pertama, kedatangan Kristus kembali yang kepastiannya harus memberanikan orang Kristen untuk tetap dan kuat dalam menghadapi godaan, penganiayaan, dan kesukaran-kesukaran sehari-hari. Yang kedua, kita harus memiliki kasih Kristus.
Aplikasi:
Berjaga-jagalah bukan memerintahkan untuk berjaga-jag seperti satpam dan lain sebagainya. Tetapi berjaga-jaga disini yaitu menunjuk pada kejadian-kejadian eskatologis (akhir zaman) Saudara-saudara, penyertanyaan yang sama seringkali diajukan oleh anak-anak Tuhan khususnya pada saat mereka mengalami badai kesulitan yang luar biasa,”apakah Tuhan masih menyertaiku? Apakah Tuhan masih memimpin hidupku? Jika ya, mengapa persolan selalu datang silih berganti dalam hidupku?” mereka menjadi frustasi dan bersungut-sungut kepada Tuhan.
Saudara-saudara, jika kita mengerti dengan benar arti penyertaan Tuhan itu, maka kita tidak akan frustasi dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Kita tidak akan menyalahkan Tuhan karena Tuhan memang tidak pernah berjanji bahwa hidup umatNya akan dihindarkan atau dibebaskan dari masalah. Untuk itulah marilah kita berjaga-jaga dalam setiap kehidupan kita. Jangan biarkan hidup kita diperdaya oleh si jahat. Tapi usahakanlah agar hidup kita dapat memuliakan nama Tuhan. Kita perlu berjaga-jaga untuk mendengar perintah Tuhan untuk menjadi saksiNya. Agar hidup kita dapat menjadi berkat untuk semua orang. Terlebih khusus hidup kita semakin diberkati dan terus dipakai Tuhan untuk menjadi garam dan terang dunia.
 Berdirilah dengan teguh dalam iman!...
Ada yang menyerang iman Kristen, mempertanyakan tentang kebangkitan dan ajaran-ajaran utama lainnya. Bahkan pada hari ini, kebenaran yang sama ini masih diserang. Kita tidak boleh menyerah. Kita harus berpegang teguh pada semua kebenaran yang telah diberikan kepada kita (2 Tim 1:13-14) “ Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita”. Iman dan kasih mencakup semangat dan kelakuan Kristen, yang harus diterapkan oleh Timotius. Maksudnya disini ialah Timotius menjalani persekutuannya yang lebih erat lagi dengan Kristus Yesus
Aplikasi:
Dari apa yang telah disampaikan di atas , kita belajar untuk tetap kuat dalam menghadapi setiap pergumulan hidup kita. Beriman kepada Tuhan bahwa hidup kita akan semakin baik untuk Tuhan itu adalah suatu komitmen yang perlu kita terapkan terus dalam kehidupan sesehari kita. Apa yang telah kita dapat, terima, dan yang telah kita mengerti usahakanlah agar semua orangpun tahu tahu kebenaran tentang Yesus Kristus. Maksudnya ialah janganlah kita menyembunyikan talenta kita sebagai hamba Tuhan yang telah Tuhan pakai dan percayakan bagi kita untuk memberitakan kabar sukacita keselamatan yang telah kita peroleh dan orang lain pun perlu diselamatkan melalui kesaksian hidup kita yang telah lebih dulu mengenal kebenaran tentang Yesus Kristus dan kita ditugaskan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang karena itu sudah menjadi tugas pelayanan kita di tengah-tengah dunia ini apalagi kita sebagai hamba Tuhan.

 Bersikaplah sebagai laki-laki!...
Ini merupakan peribahasa kuno yang berarti orang yang berani. Pada waktu dahulu, Yosua ditantang untuk bersikap berani dan menaati Tuhan. Ia menerima tantangan tersebut, maka berkat yang besar dan kemenangan menyertai Yosua. Kita boleh merasa kecewa, tetapi ingat bahwa peperangan ini bukanlah milik kita, melainkan milik Tuhan, dan ia akan memberikan kita kemenangan.
Aplikasi:
Kita belajar dari tokoh nabi Yosua. Dia adalah seorang pemimpin yang tegas, berwibawa, dan berani. Dia dipakai Tuhan untuk merebut tanah Kanaan. Walaupun banyak tantangan dan sering kekecawaan yang dia hadapi tapi dia selalu berpegang teguh pada semua janji Tuhan kepada dia. Dan dia terus diberkati dan dijagai oleh Tuhan agar tugasnya berjalan dengan baik. Dan semua itu dia lakukan bukan karena dia ingin dihormati tapi semata-mata dia ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Begitupun dengan kita apapun tantangan dan cobaan hidup yang kita alami jangan biarkan hudup kita diperdaya oleh setiap masalah-masalah kita. Tapi, kita harus tetap kuat dan menjadi sosok orang yang dewasa, kuat dan berwibawa serta bijaksana dalam menghadapi pergumulan hidup kita. Karena segala sesuatu yang kita alami itu semua karena kehendak Tuhan yang telah mengijinkan kita untuk dapat bertahan dalam tugas dan panggilan kita untuk menjalankan tugas yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dan Tuhan selalu menyertai kita.
 “…tetap kuat!...”
Untuk menghadapi peperangan hidup ini, orang Kristen harus kuat. Tetapi bukanlah karena kekuatan kita, maka kita hidup. Kita haruslah kuat di dalam kuasa Tuhan, bersandar sepenuhnya pada kasih karunia-Nya Kekuatan kita datang apabila kita menantikan Tuhan untuk memenuhi keperluan kita dan menguatkan kita.

Aplikasi:
Kekuatan dapat kita peroleh dari Tuhan yang selalu menopang kita dan menyertai kita. Jadi apapun masalah, persolan, cobaan dan lain sebagainya yang membuat hidup kita menjadi lemah. Yakinilah bahwa Tuhan selalu menopang kita. Jadi kita sebagai anak-anak-Nya kita harus tetap kuat dan optimisme dalam menjalani roda kehidupan dunia ini yang terus berputar dengan warna-warni yang sungguh membentuk hidup kita menjadi lebih baik.
Penutup
Ilustrasi:
Suatu hari ada seorang anak kecil, berumur lima tahun, sedang sakit. Badannya demam tinggi, tubuhnya lemas karena muntaber. Saat ia dibawa ke rumah sakit, dokter yang memeriksa berkata kepada orang tuanya: “ Anak bapak sakit demam berdarah dan kini sedang menghadapi masa-masa kritis, jika ingin selamat, segera masuk rumah sakit!” dengan segera perawat-perawat membawa anak itu ke kamar rumah sakit dan mempersiapkan peralatan infuse. Melihat jarum suntik, anak itu mulai menangis. Ia meronta-ronta dengan sekuat tenaga karena ketakutan. Dua orang suster coba memegangi tanganya, tetapi anak itu malah menjerit sekeras-kerasnya dan membanting-bantingkan kakinya. Sehingga suster sulit untuk memasukan jarum suntik ke lengannya. Melihat keadaan seperti itu, ayahnya berkata kepada anaknya, “Nak, diam ya, engga apa-apa, Cuma sakit sedikit, nanti kamu sembuh.” Anak itu menatap kepada ayahnya dan berkata, “papa, tolong saya, pa…” tetapi sang ayah malah memegang keras tangan anaknya dan suster menyuntikkan jarum itu ke tubuhnya. Perasaan sakit dan kecewa melihat ayahnya bukan hanya tidak melindunginya, malah menekannya membuat anak itu menjerit. Dalam tangis ia menatap wajah ayahnya denagn marah dan berkata, “Papa jahat! Papa jahat!”
Saudara, anak itu tidak bisa mengerti tindakan ayahnay. Ia merasa ayahnya jahat karena membiarkan dirinya disakiti. Sebenarnya, ayahnya tidak jahat. Anak itu hanya tidak mengerti bahwa jalan satu-satunya untuk menyelamatkan dia.
Saudara-saudara, demikian juga dengan Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Percayalah bahwa Ia baik dan tetap menyertai kita walaupun tidak selamanya kita mampu mengerti jalan-Nya. Sekarang telah kita ketahui dan mengerti arti benar dari penyertaan Tuhan, marilah kita berdiri teguh. Jangan goyah karena kita tahu Ia tetap menyertai kita di tengah-tengahh kesulitan-kesulitan hidup yang sedang kita alami. Bersabarlah suatu kelak kita akan melihat karya Allah yang indah yang terjadi dalam hidup kita. Suatu hari kelak akan ada pelangi yang membusur didepan kita. Lihatlah ke depan dan berjalanlah terus. Ada tempat yang telah Tuhan sediakan sebagai kelepasan dan kelegaan bagi jiwa kita. Yakinlah bahwa ia tetap menyertai hidup kita apa pun yang kita alami.

 Khotbah Topikal
You Are Not Alone
(Yesaya 41:10)
Pendahuluan:
Sedikit latar belakang dari kitab Yesaya. Kitab Yesaya adalah kitab yang melatarbelakangi oleh sejarah tentang raja-raja Yehuda seperti Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia. Kitab ini di mulai dengan penglihatan Yesaya (Khazon yesyayahu), hal ini mengindikasikan bahwa kitab Yesaya adalah benar Firman Allah karena diwahyukan oleh Allah melalui penglihatan. Kitab Yesaya terbagi atas 66 pasal, isi kitab ini dibagi kedalam dua bagian utama. Bagian pertama adalah nubuatan tentang hukuman yang akan jatuh atas bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Bagian kedua adalah pengiburan tentang anugerah Allah yang ada di dalam Yesus Kristus, di mana kelahiran, penderitaan dan kemenangan Yesus dinubuatkan dengan jelas.
Dengan teks yang saya jabarkan disini yaitu dari Yesaya 41:10 mengatakan “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Teks ini berbicara tentang Hamba Allah ditenteramkan.
Saudara, mungkin kita masih ingat lirik lagu raja pop Michael Jackson yang berbunyi; You are not alone, I’m here with you…dst. Kita akan terhibur dan kalau ada orang yang selalu mengatakan demikian bersama kita saat kita punya problem yang berat. Dan tidak bisa bohong, kita butuh orang lain untuk menghadapi masalah. Firman Tuhan pada saat ini merupakan proklamasi kesetiaan Tuhan atas kita anak-anak-Nya. Dimulai dengan “jangan takut”. Tuhan tahu, tidak ada satupun manusia yang tidak mau mengalami takut, bimbang, dll. Rasa takut bisa membuat gagal apa saja yang akan kita lakukan.
Tentu saja Tuhan punya alasan melarang kita takut. Ada empat alasan yang dapat saya kemukakan disini adalah:
1. Tuhan menyertai kita. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jika ada orang yang mendampingi kita dalam masalah, kita akan merasa kuat. Tuhan mau menyertai kita setiap saat! Saudara-saudara, salah satu harapan kita pada waktu kita memutuskan untuk menjadi orang Kristen adalah masalah-masalah dalam hidup kita. (Ibrani 13:5b) .
2. Karena Dia adalah Allah. Saudara, keberadaan manusia selalu dibatasi oleh ruang dan waktu tetapi Allah tidak pernah dibatasi oleh apapun. Maka Dia akan menyertai kita dalam setiap waktu, dimanapun, dan bagaimanpun situasinya, karena Dia Allah yang tidak terbatas. (Ayub 11:7)
3. Dia akan menolong kita. Dia tidak hanya menyertai kita dan bersama kita, tetapi Dia berjanji menolong kita. Menolong selalu bermakna aktif, karena itu jangan takut, karena Allah selalu aktif menolong kita. Yesaya 46:4 “… Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” Tuhan berjanji untuk terus menolong dan melindungi kita di tengah bahaya yang sulit untuk kita sebagai manusia untuk menjalani kehidupan ini. Ada satu ilustrasi tentang “Tuhan Menggendong Anak-Anak-Nya” suatu malam seorang bermimpi sedang berjalan bersama Tuhan di tepi pesisir pantai. Setelah berjalan jauh orang itu melihat ke belakang dan nampaklah belajar empat telapak kaki di sepanjang pesisir itu. Sepasang jejak telapak kaki adalah jejak telapak kakinya dan sepasang yang lainnya adalah telapak kaki Tuhan. Tetapi semakin jauh yang Nampak di sepanjang pesisir itu hanya sepasang telapak kaki saja. Orang itu terheran-heran, dan dia bertanya kepada Tuhannya, “Mengapa sekarang yang kelihatan disepanjang pesisir itu hanyalah sepasang telapak kaki saja?” Tuhan menjawabnya, “Anak-Ku, engkau telah begitu lelah dalam perjalanan ini, sebab itu Aku menggendong kamu, kamu tidak perlu berjalan lagi. Akulah yang berjalan bagimu.”
Dalam kehidupan kita dan dalam pergumulan kita sering kali kita merasa berjalan sendirian, sering kita merasa Tuhan tidak riel dalam kehidupan kita pada hal sebenarnya Tuhan sedang mengendong kita dan menolong kita.
4. Dia memegang kita dengan tangan yang memberi kemenangan. Suatu janji yang indah! Tuhan tidak pernah bertindak setengah-setengah, penyertaan-Nya sempurna. Dia tidak akan meninggalkan kita, tetapi memberi kita kemenangan (Mazmur 73:23).
Begitupun dengan sebuah ilustrasi yang menceritakan tentang seorang “sahabat sejati” Alberth Durer dan kawannya adalah dua orang pemuda yang miskin, mereka belajar pada seorang artis kenamaan. Mereka tinggal sekamar. Karena kemiskinannya maka sulit bagi mereka untuk hidup dan belajar bersama-sama. Kawan durer seorang pelukis, berjanji rela bekerja sementara Durer bekerja. Ketika hasil lukisan itu dijual oleh Durer, kawannya ini memperoleh kesempatan untuk belajar. Durer setuju dengan hal itu; mereka bekerja dan belajar bergantian. Pada suatu hari Durer menjual sebuah ukiran kayu karya kawannya. Kawanannya itu telah melakukan pekerjaan yang sulit sehingga membuat jari-jemarinya kaku, kejang dan kasar sehingga dia tak dapat lagi melukis dengan baik. Ketika Albrecht Durer mengingat keadaan kawannya itu dia sangat berdukacita. Suatu saat ketika Durer kembali ke kamarnya dia melihat dan mendengar kawannya itu sedang merintih berdoa, dia melihat tangan yang kasar gemetaran itu terlipat sementara berdoa. Untuk mengucapkan rasa terima kasihnya kepada sahabat yang tercinta itu Durer melukis “tangan berdoa” itu, yang akhirnya menjadi lukisan yang saat ini terkenal diseluruh dunia. Kawan Albrecht Durer itu adalah seorang sahabat yang sejati, telah menjadi saudara bukan waktu dalam keadaan senang saja, tetapi bahkan dalam keadaan sulit atau sukar sekalipun.
Begitupun dengan kita sebagai anak Tuhan. Kita yang telah dipanggil sebagai hamba Tuhan begitu banyak kesulitan, permasalahan, cobaan, dan berbagai macam pergumulan yang terus datang kepada kita. Tetapi percayalah bahwa semua persoalan yang kita alami itu semua atas seijinnya Tuhan dan Tuhan tidak akan meninggalkan kita, dia akan selalu menjaga dan memelihara kita.
Penutup:
Saudara, masihkah ada alasan untuk kamu takut ataupun bimbang? Janji Tuhan hari ini, Dia akan menyertaimu, karena Dia Allah, Dia yang akan menolong kamu, dan memegangmu sampai engkau menang atas masalahmu. Sahabat kita bisa saja menolong, tapi dia tidak bisa setiap saat menyertaimu. Orang Tuamu bisa saja terus bersamamu, tapi belum tentu mereka bisa menolongmu dalam setiap hal. Pacarmu bisa mendukungmu, tapi dia tidak pernah memberimu kemenangan atas masalahmu. Hanya Tuhan yang sanggup melakukannya dengan sempurna, karena Dia Tuhan. Tinggal keputusanmu saja, apakah mau mempercayai Tuhan ataukah terus berusaha dengan kekuatanmu sendiri. AMIN

No comments:

Post a Comment

NAMA ALLAH ISRAEL - Juliman Harefa