Tuesday, February 21, 2012

Menguasai Diri

Nama : Dessy Joseph
Tkt/Smt :II/3
Tugas : Homiletika I
Dosen : Juliman Harefa, M.Th

Khotbah Topikal
Topik : Menguasai Diri
Ayat Teks : “orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota” (amsal 16:32) .
Ayat Khotbah : orang yang sabar dan bisa menguasai dirinya seperti seorang pahlawan.
Pendahuluan
Diantara sembilan buah Roh, salah satu diantaranya adalah menguasai diri. Menguasai diri artinya kemampuan mengontrol, mengatur, mengendalikan diri sendiri. Ada beberapa pertanyaan yang kita akan lihat tentang bagaimana kita menguasai diri kita.
1. Apa maksud menguasai diri ?
 Menguasai diri dari keinginan hawa nafsu (1 kor 7:9).
Dalam korintus, Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Korintus untuk dapat menguasai diri terhadap hawa nafsu karena merupakan keinginan daging yang terus menguasai. Menguasai diri dari keinginan daging agar tidak membiarkan diri diperhamba oleh sesuatu apapun karena tubuh adalah bait Roh Kudus yang diam dalam kita.
 Menguasai diri dari karakter atau watak pribadi (titus 1:8, 2:6)
Titus 1:8 : menguasai diri dari karakter kita agar kita bisa memberi tumpangan, suka dengan kebaikan, bijaksana, adil, saleh.
2:6 : dikatakan demikian juga dengan orang muda harus menguasai diri dalam segala hal.


 Menguasai diri dalam segala hal (2 Tim 4:5, Titus 2:6)
Menguasai diri dalam melakukan pelayanan, sabar menderita, lakukan pelayanan pembritaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayanan yang telah kita lakukan.
 Menguasai diri dalam :makan, tidur, bekerja, berkata, di jalan, kelimpahan, kekurangan, dll.
2. Menguasai diri untuk apa ?
 Menguasai diri supaya bisa berdoa (1 Petrus 4:7), sebagai orang Krsiten harus mampu menguasai diri dan tenang agar dapat berdoa karena kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
 Menguasai diri demi kepentingan bersama (2 Kor 5:13), ketika dalam pelayanan kita dapat menguasai diri kita maka kita bisa menjaga perasaan orang lain karena kita juga mementingkan kepentingan bersama.
 Menguasai diri menurut ukuran iman (Roma 12:3), disini menguasai diri yang dimaksudkan adalah ketika mau meberikan persembahan yang benar. Tidak perlu untuk memikirkan seusatu yang lebih tinggi tapi hendaklah berpikir begitu rupa, sehingga bisa menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan kepada kita masing-masing.
 Menguasai diri karena suara hati nurani (Roma 13:5), kadang kita sering melawan suara hati kita. Menguasai diri karena suara hati nurani bisa menuntun kita untuk melakukan sesuatu yang benar.
 Menguasai diri karena ada makhota (1Kor 9:25), menguasai diri dalam segala hal untuk memperoleh makhota abadi. Ada sesuatu yang telah disediakan bagi kita asalkan kita dapat menguasai diri kita dalam segala hal.


Ilustrasi contoh buruk : Kain tidak bisa menguasai diri, sehingga membunuh adiknya sendiri (Habel). Saul tidak bisa menguasai diri, sehingga sebagai seorang raja, memburuh anak menantunya (daud) seprti memburuh anjing, atau melenyapkan kutu (1 Sam 24:15).
3. Apa gambaran orang yang bisa menguasai diri ?
 Menguasai diri seperti pahlawan (Amsal 16:32, 25:28).
 Menguasai diri seperti olahragawan (1 Kor 9:25).
 Menguasai diri seperti nakhoda (Yak 3:4).
 Menguasai diri seperti pawang (yak 3:8).
Saudara-saudari yang dikasihi dalam Tuhan Yesus Kristus, itulah beberapa gambaran orang yang bisa menguasai diri. Ada sebuah ilustrasi yang mengambarkan bagaimana seseorang dapat menguasai dirinya.

Ilustrasi : Dalam mobil, terdapat pedal gas dan pedal rem. Seorang pengemudi harus bisa menguasai diri, kapan waktu yang tepat untuk menggunakan pedal gas dan pedal rem tersebut, sehingga memperlancar perjalanan.
Kesimpulan : Berarti seorang pengemudi tahu apa yang harus dia lakukan ketika mengendarai mobil karena bisa menguasai dirinya ketika mengemudi. kedewasaan perilaku seseoorang dapat dilihat takkala ia bisa menguasai diri. Ia seperti pahlawan (amsal 16:32), bukan sperti tembok yang mau roboh (Amsal 25:28). Dan, bagi mereka yang dapat menguasai diri, tersedia makhota (1Kor 9:25).





Aplikasi
Saudara-saudari, Menguasai diri adalah salah satu dari buah Roh, Firman Tuhan mengajarkan kita bagaimana kita bisa menguasai diri kita dalam segala hal. Kadang kita sebagai manusia hal yang sangat sulit kita lakukan ialah menguasai diri kita untuk melakukan sesuatu. Kita lebih mengikuti apa yang kita lihat yang menyenangkan hati kita sesaat tanpa memikirkan resiko yang akan kita tanggung.
Ada banyak hamba Tuhan yang jatuh karena tidak mempunyai penguasaan diri, dalam berbagai hal. Misalnya tidak dapat menguasai diri dalam keadaan ekonomi, karena merasa tidak puas dengan kehidupan ekonomi yang ada sehingga motivasi dalam melayani sudah tidak benar karena hanya ingin mendapatkan hal yang berupa material. Banyak yang sudah terjadi hal demikian di kalangan hamba Tuhan sekalipun. Dengan demikian penguasaan diri sangatlah penting untuk diperhatikan karena kalau kita tidak menguasai diri kita, kita akan jatuh dalam kesalahan yang kita lakukan karena tidak ada pengendalian diri marilah kita menguasai diri kita dalam segala hal sehingga kita bisa memperoleh makhota yang telah disediakan kepada kita.
Tuhan yesus memberkati.

Khotbah Tekstual
Tema : Sikap kita terhadap Firman Allah.
Teks ayat : “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan diantara orang Israel”.
Pendahuluan : Sekarang zaman informasi, Televisi, internet, beritanya sangat sensasional, up to date. Adapun Alkitab beritanya tidak berubah. Bagaimana sikap kita terhadap Alkitab ?
Pendahuluan Sejarah
Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun. Pada zaman Raja Koresy, mereka mulai dipulangkan dalam tiga tahap. Dan, Ezra merupakan pemimpin tahap ketiga. Ezra merupakan imam diaspora, kemudian menjadi imam di Israel. Pemimpin lainnya pulang untuk membangun politik, bangunan, social, keamanan, dan lain-lain. Tetapi, Ezra bertekad lain. Ada beberapa hal yang akan kita pelajari bersama bagaiaman sikap kita terhadap firman Tuhan yang merupakan kebenaran.
1. Dimulai dari tekad
“Sebab Ezra telah bertekad” (Ezra 7:10). Sebuah tekad. “Mencurahkan segala perhatiannya” (BIS), “Membentuk hatinya” (TL), bukan usaha emosional mendadak, bukan otomatis, melainkan ada suatu usaha keras. Ia menjadi imam di pembuangan. Budaya Yahudi mengajarkan membaca kepada kita sejak kecil (Ulg 6:6-9).
Tekad, kalau seseorang mempunyai tekad untuk melakukan sesuatu pasti dia akan berusaha untuk bisa mencapai apa yang dia ingin lakukan. Apalagi mempunyai tekad untuk membaca Firman Tuhan. Karena itu merupakan salah satu sikap kita dalam menghargai Firman Tuhan sebagai satu kebenaran yang harus kita tahu dan mengerti.
2. Ada usaha meneliti
“Sebab ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan” (Ezra 7:10). Begitu pentingnya Firman Tuhan digambarkan dengan banyak hal :
 “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105).
 “Roti” (Mat 4:4).
 “Benih” (Mat 13:20).
 “Pedang bermata dua mana pun” (Ibr 4:12).
 “Cermin” (Yak 1:23).
 “Air susu yang murni” (1 Pet 2:2).
 “Gada-Mu dan tongkat-Mu” (Maz 23:4).
 “Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya” (Maz 119:105) . Firman Tuhan mempunyai makna yang begitu banyak sehingga kita
3. Ada bukti mempraktikkan
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti taurat Tuhan dan melakukannya”. (Ezra 7:10).
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri” (Yak 1:22).
Ilustrasi : benih jatuh di jalan, di tanah berbatu, di tengah semak duri, di tanah yang baik (mat 13:1-8).
4. Ada sukacita untuk mengajarkan
“Sebab Ezra bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel” (ezra 7:10). Ada banyak metode dalam Ulg 6:6-9. Setiap keluarga Israel diwajibkan mengajarkan Firman Allah dalam setiap usia dan kegiatannya melalui cerita, melalui lagu, melalui tulisan, melalui percakapan, melalui sms, melalui sarana formal (renungan, PA), dan sebagainya.
Aplikasi
Bagaimana sikap kita terhadap Firman Tuhan ?
Firman Tuhan adalah kebenaran yang harus dipelajari dan dibritakan bahkan dilakukan dalam kehidupan kita dari hari lepas hari. Untuk itu kita harus mempunyai tekad, ada usaha untuk meneliti, mempraktekkannya, dan mengajarkan kembali kepada orang lain.
Firman Tuhan merupakan makanan untuk tubuh kita,karena kita membutuhkan gizi untuk terus bertumbuh dengan baik. Ketika kita terus dikenyangkan oleh Firman Tuhan sebagai makanan kita maka kita mendapatkan banyak hal yang bisa kita taburkan juga kepada orang lain sehingga bukan kita sendiri saja yang bertumbuh tapi orang lain juga ikut bertumbuh. Untuk itu kita diingatkan kembali bagaimana sikap kita terhadap Firman Tuhan yang menjadi makanan untuk terus bertumbuh dalam Tuhan yang adalah Firman itu.
Semoga Firman Tuhan ini bukan hany kita dengarkan tapi kita lakukan dalam kehidupan kita dari hari lepas hari.
Tuhan Yesus memberkati.


Khotbah Ekspositori

Tema : Rahasia dalam kemerdekaan yang sesungguhnya
Ayat : 8:31-32
Pendahuluan : Dalam sejarah Indonesia dikatakan bahwa Negara kita telah merdeka di bulan agustus 1945 dari penjajahan, baik dari belanda ataupun jepang. Pengertian merdeka maksdunya sudah menjadi Negara bebas yang mengatur negaranya sendiri tanpa intimidasi. Negara Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki kekayaan alam yang dapat mensejahterakan rakyatnya. Memiliki tambang minyak, tambang intan di irian, memiliki kekayaan hasil laut dan lain-lain. Negara singapura harus membeli hasil alam karena tidak memproduksi namun ironisnya meskipun menjadi Negara yang kaya akan hasil alam tetapi rakyatnya masih dijajah dari kemiskinan dan korupsi. Meskipun dikatakan merdeka sesungguhnya masih belum merdeka.
Demikian juga banyak umat Kristen yang sudah merdeka atas penebusan Yesus Kristus namun masih terikat di dalam kutuk dan dosa. Masih banyak orang Kristen lahir baru tapi tidak bisa meninggalkan dosa lamanya atau kebiasaan buruknya. Banyak orang Kristen yang melayani di gereja namun kehidupan mereka rumah tangganya hancur berantakan tidak sedikit yang berujung di perceraian. Atau mereka yang mengatakan lahir baru namun sebenarnya masih terikat dosa. Bahkan hamba Tuhan pun masih ada yang terikat atas dosa popularitas, keangkuhan karena menjadi hamba Tuhan terkenal sehingga tidak dapat rendah hati.

Dengan demikian kita menemukan bahwa sesungguhnya ada sebuah rahasia besar yang tersembunyi sehingga seseorang dapat melepaskan diri dari keterikatannya dari dosa dan kutuk diantaranya :
a) Percaya , dalam ayat 31a “Maka kataNya kepada orang Yahudi yang percaya kepadaNya”.
Untuk menerima kebenaran yang memerdekakan itu memang harus diawali dengan percaya. Percaya bukanlah hal sepeleh karena percaya itu sendiri memiliki tuntutan berikutnya. Banyak orang Kristen cukup hanya sampai percaya saja, asal sudah menerima Tuhan sebagai juruselamat pasti masuk sorga, jadi kehidupan yang lain masa bodoh. Padahal menjadi percaya merupakan awal saja.
b) Tinggal diam dalam Firman Tuhan, dalam ayat 31b “jikalau kamu tetap dalam FirmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu.
Selanjutnya bukan hanya sampai menajdi percaya dan merasa cukup, tetapi harus sampai menjadi murid, bukan murid biasa tetapi benar-benar murid. Tuhan menegaskan dengan kata benar-benar murid. Bagaimana supaya menjadi murid yakni dengan tetap dalam Firman, maksudnya adalah mendengarkan Firman Tuhan, memahami/mengerti Firman Tuhan dan melakukan Firman Tuhan. Kalau kita melakukan semua itu maka kita sampai dalam tahap benar-benar murid. Untuk menjadi murid pun bukanlah suatu hal yang mudah.
• Mendengarkan Firman, kesulitan dalam hal ini mendengarkan, bukan karena tuli tapi telinganya enggan mendengarkan. Bahkan saat mendengarkan khotbah, begitu banyak gangguan dalam mendengarkan, terkadang mulai ngobrol dengan jemaat disebelah atau hayalan pikiran menerawang jauh atau tubuh ada di dalam gereja tapi hati masih memikirkan masalah kehidupan yang sulit. Demikian juga saat membaca Alkitab, hati ini berusaha untuk membaca tapi lebih sering mengalami gangguan ngantuk. Alkitab hanya menajdi mujarab untuk obat tidur.
• Mengerti Firman, inipun sering mengalami kesulitan. Misalkan saja seorang dosen berusaha menjelaskan apa yang dipahaminya namun yang dapat disampaikan melalui bibirnya mungkin hanya terucapkan 80% saja dari semua pemahamannya, murid yang mendengarkan berusaha memahami pengajaran dosen tersebut namun yang dapat ditangkap mungkin hanya 60% saja, belum lagi jika mengalami gangguan disekitar, atau masalah pribadi, atau kesulitan memahami apa yang disampaikan.
• Melakukan Firman, dan ini adalah yang paling sulit yaitu melakukan Firman Tuhan. Kalau hanya samapi melayani itu tidaklah sulit. Yang sulit adalah menjaga kekudusan. Untuk melakukan Firman sering ada harga yang harus dibayar. Misalkan saja harus keluar dari pekerjaan karena perusahaan tidak sesuai dengan Firman tuhan. Harus tersenyum dan tetap gagah disaat kantong kosong. Harus member disaat sedang kekuranagn. Harus mengasihi disaat ingin membenci. Dan masih banyak lagi.
Untuk melakukan mendengarkan, mengerti dan melakukan Firman Tuhan saya jamin tidak mungkin seseorang bisa melakukannya tanpa Roh kudus. Jika roh Kudus yang menjadi guru kita maka semua itu dapat dilakukan dengan rasa sukacita. Dan selama ada kerinduan untuk hidup benar maka Roh kudus pasti bekerja dalam kehidupan kita.
Menjadi murid berarti dapat mengikuti ajaran dari guru yang mengajarnya. Menerima apa yang telah diajarkan dan dapat melakukannya dengan sepenuh dan tidak setengah-setengah, mempelajari apa yang perlu diipelajari dari guru besar, dan berusaha memahaminya dengan penuh dan memberika perubahan melalui hidup yang diharapkan ada dalam hidup orang benar. Stelah menjadi murid maka tahap selanjutnya adalah
c) Mengetahui dan menerima kebenaranNya, ayat 32 “ kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakanmu.
Mengetahui merupakan bagian dari ayat proses menuju tujuan. Jika memang kita ingin dimerdekakan, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu :
• Pikiran manusia terbatas. Pada ayat 33 Yesus telah berbicara, respom ,mereka “bagaiman engkau dapat berkata….” Menunjukkan bahwa mereka tidak dapat memahami maksud Yesus. Kebenaran Tuhan tidak dapat dipahami dengan logika manusia. Otak manusia hanyalah segemgam tangan tapi hikmat Tuhan tidak terbatas. Seseorang dapat melihat batu karang yang ada diatas permukaan air sehingga dapat mengethaui besarnya batu karang, namun sebenarnya dia tidak tahu akan besar sebenarnya dari batu karang tersebut karena tidak melihat apa yang terdapat di bawah air. Demikian hanya kebenarnnya yang didalam Tuhan tidak dapat dimengerti hanya dengan akal pikiran saja.
• Pikiran manusia yang terbatas hanya bisa memahmi pikitan tuhan dengan pertolongan roh kudus. Jika Roh kudus memberikan penjelasan maka segala sesuatu akan dimengerti dengan sendirinya. Bahkan saat ada kesempatan melakukan dosa pun tidak akan dilakukannya karena akan merasa rugi jika melakukan dosa yang hanya dinikmati dalam waktu sekejap tapi penyesalannya abadi.
Cara berpikir, cara ,memecahkan masalah, cara menghadapi masalah, cara berbicara dan cara membuat keputusan itu akan berbeda untuk seorang yang telah menerima kebenaran yang memerdekakan dengan orang yang masih di dalam kutuk. Kesenangannya memuji dan suka Firman Tuhan serta memiliki karakter Kristus. Itu tidak dibuat-buat tetapi memang seperti itulah pribadi yang dimerdekakan. Bahkan tidak pernah takut akan kamatian. Dan yang paling indah dari semua itu ialah hikmat Tuhan selalu datang di pikiran bagaikan air terjun yang deras mengalir sehingga tanpa sadar bibirnya hanya mengucap “terima kasih Tuhan/haleluya/puji Tuhan”.

Aplikasi : Dengan demikian dalam kehidupan kita, bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk ingin menanggapi kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah yang diawali dengan sebuah perubahan hidup yang sungguh-sungguh. Semua ini terkendala karena manusia terbatas dalam daya piker dan usaha, dengan dilengkapi natur kebrdosaan manusia yang lebih memilih dosa daripada hidup benar. Untuk dapat menanggapi kebenaran yang memberikan kemerdekaan yang sesungguhnya itu, hendaknya kita mau mulai denagn percya, percaya bahwa kebenaran ini adalah kebenaran yang mutlak bahwa orang yang ingin merdeka harus lepas dari dosa, dan itulah kebenaran yang dapat memrdekakan sungguh-sungguh hidup seseorang.
Karena itu, marilah kita semua dapat melihat kembali, apakah kita sudah memiliki komitmen yang sungguh untuk menggenggam kebenaran yang memerdekakan ini. Sepenuhnya dengan pertolongan dan kehendak tuhan dalam hidup kita orang percaya.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

NAMA ALLAH ISRAEL - Juliman Harefa