Tuesday, February 21, 2012

TUHAN SEBAGAI REKAN KERJA

Nama : Yonathan Balalembang
NIM : 100286
Tkt/Smtr : II/3

KHOTBAH TEKSTUAL

TUHAN SEBAGAI REKAN KERJA
Lukas 5 : 1-11; I Korintus 3 : 9

PENDAHULUAN
Tuhan Yesus memilih murid-muridNya dengan cara yang sederhana sekali, yaitu datang ke tempat mereka bekerja dengan apa adanya. Maksud kedatanganNya pada waktu itu adalah memilih orang-orang tersebut menjadi muridNya yaitu untuk bekerja di ladang Tuhan. Tuhan Yesus menginginkan murid-muridNya terlibat dalam pekerjaanNya yang luas, murid-murid yang rajin dan tanpa lelah bekerja siang dan malam seperti yang ditunjukkan Petrus dan kawan-kawannya. Tuhan Yesus menginginkan orang yang rajin dalam bekerja. Orang rajinlah yang kelak hidupnya berlimpah dengan berkat Tuhan.

ISI
I. Siapa yang dipanggil untuk melibatkan Tuhan Yesus sebagai rekan kerjaNya?
 Orang yang dipilih oleh Tuhan Yesus sendiri (Lukas 5 : 2)
 Orang yang sedia mendengar Firman Tuhan (Lukas 5 : 3)

II. Kapan waktunya Tuhan Yesus memanggil seorang menjadi rekan?
 Pada waktu orang itu sedang bekerja (Lukas 5 : 2)
 Pada waktu orang itu tidak berpenghasilan (Lukas 5 : 5)

III. Bagaimana sikap dan tindakan orang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai rekan kerjanya?
 Taat dan sedia melakukan Firman Tuhan (Lukas 5 : 4)
 Percaya pada Tuhan Yesus dan mengenalNya (Lukas 5 : 5)
 Siap menjadi saluran berkat (Lukas 5 : 7)
 Sedia merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus (Lukas 5 : 8)
IV. Akibat melibatkan Tuhan Yesus menjadi rekan kerja.
 Mengalami kuasa Firman Tuhan (Lukas 5 : 6)
 Menyaksikan kuasa Tuhan (Lukas 5 : 7)
 Mengalami perubahan hidup (Lukas 5 : 8)
 Hidup berkelimpahan (Lukas 5 : 9)
 Hidup menjadi berkat bagi orang lain (Lukas 5 : 6 - 7)

PENUTUP
Tuhan Yesus memanggil kita untuk bekerja, tapi Dia juga ingin kita melibatkanNya menjadi rekan kerjaNya dengan maksud agar kita menikmati kuasaNya dan hidup dalam berkat kelimpahan dalam pekerjaan kita tapi menginginkan kita puas dalam pekerjaan kita, Tuhan menginginkan kita berkelimpahan dalam pekerjaan kita tapi Dia juga menginginkan kita hidup berbagi dengan orang lain. Sudahkah kita menjadikan Tuhan Yesus rekan kerja kita? Jadikan Dia sebagai rekan kerja kita dalam pelayanan akan diriNya.











KHOTBAH TOPIKAL

ALLAH MENGASIHI KITA SEBAGAI SEORANG BAPA DAN MENDIDIK ANAKNYA
Ibrani 12 : 5 – 6; I Yohanes 3 : 1

PENDAHULUAN
Salah satu ungkapan yang paling hebat dalam Alkitab adalah ungkapan Allah sebagai “Bapa”. Ungkapan ini diajarkan oleh Tuhan Yesus melalui ungkapan doa yang diajarkan kepada murid-muridNya (Matius 6 : 9). Sebagai Bapa, Allah memiliki beberapa kewajiban terhadap kita sebagai anak-anakNya.

ISI
I. Sebagai Bapa, Ia mengasihi kita (Mazmur 103 : 13)
• KasihNya menyelidiki kita (Mazmur 103 : 13)
• KasihNya memelihara kita (Matius 6 : 30)
• KasihNya membuat Ia mengampuni kita (Matius 6 : 14)
• KasihNya membuat Ia memberi yang terbaik bagi kita (Matius 7 : 11)
II. Sebagai Bapa, Ia memerlukan pengharapan dari kita (Maleakhi 1 : 6)
• Kita menghargai Allah dengan harta, waktu dan talenta kita (Maleakhi 1 : 7-8; Amsal 3 : 9-10)
• Kita memuliakan Allah dengan seluruh hidup kita (Roma 12 : 1)
• Kita memuliakan Allah dengan jalan tidak malu membela namaNya yang suci (Daniel 3 : 16-18; Markus 8 : 38)
III. Sebagai Bapa, Ia mendidik kita (Ayub 5 : 17)
• Jangan menolak didikan Tuhan (Amsal 3 : 11)
• Jangan anggap enteng didikan Tuhan (Ibrani 12 : 5)
• Jangan tawar hati terhadap didikan Tuhan (Amsal 3 : 11)
• Jangan lupa akan didikan Tuhan (Amsal 3 : 11)
• Didikan Tuhan adalah bukti dari kasihNya sebagai seorang Bapa (Amsal 3 : 12; Wahyu 3 : 19)

PENUTUP
Betapa bahagianya kita punya Tuhan yang begitu dekat dengan kita. Kalau kita sudah mengerti dan menyadari bahwa Tuhan begitu dekat dengan kita, maka kita juga akan lebih mendekatkan hidup kita kepada Tuhan supaya kita diberkati seperti yang difirmankan Tuhan Yesus dalam Yohanes 15 : 7.


















KHOTBAH EKSPOSITORI

KEDATANGAN TUHAN MENGUJI KESETIAAN ORANG PERCAYA
MATIUS 24 :45 – 51

PENDAHULUAN
Hal mengenal kedatangan Tuhan Yesus akan mengakibatkan kebahagiaan dan kedamaian bagi mereka yang ditemukan telah siap, namun sangat menjadi sebuah kemuraman dan ketakutan bagi mereka yang tidak siap (Mat. 24:45). Keadaan ini digambarkan dengan keadaan yang berbeda antara hamba yang setia dan jahat, ketika tuan mereka membuat perhitungan dengan mereka. Apakah kita siap atau tidak pada hari kedatangan-Nya itu, karena Kristus datang untuk mengubahakan umat manusia berdasarkan karyanya. Perumpamaan ini merupakan sebuah aplikasi bagi semua orang Kristen yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan Tuhan; namun nampaknya secara sengaja dikhususkan sebagai sebuah peringatan bagi para pelayan (hamba Tuhan); hamba Tuhan digambarkan sebagai hamba dalam perumpamaan ini dan sekarang mari kita memperhatikan apa yang Kristus katakan melalui firman-Nya.

ISI
Ada tiga bagian yang kita harus perhatikan :
I. Berkaitan dengan hamba yang setia
Hal ini ditunjukkan bahwa hamba yang setia ini akan diberikan kuasa atas segala milik tuannya dan untuk itu hamba ini harus setia dan bijak dan jika demikian maka ia akan diberkati secara melimpah. Hal ini merupakan hal yang sangat menyemangati bagi para pelayan Kristus.
A. Pertama, disini terdapat tempat kerja. “yang diangkat tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan makanan pada waktunya.” Catatan :
 Gereja Kristus adalah rumah-Nya, atau keluarga-Nya, berdiri dengan relasi bersama-Nya sebagai Bapa atau Tuan-nya, maka ini adalah Rumah Tuhan, sebuah keluarga yang terbentuk dalam nama Kristus.
 Pelayanan Firman adalah penguasa yang ditunjuk dalam rumah tangga ini, bukan seorang pangeran (Kristus sangat keberatan dengan hal sedemikian), tetapi sebagai pelayan atau bawahan dari kedudukan lainnya; bukan sebagai tuan, tetapi sebagai pembimbing; bukan untuk menunjukkan sebuah jalan baru tetapi untuk menunjukkan dan menuntun dalam jalan yang Kristus telah tunjukkan : itu adalah pengertian dari hegoumenoi, yang diterjemahkan, berkuasa atas dirimu; sebagai pengawas, bukan mencari pekerjaan baru, namun berperan langsung, cermat tangkas, terhadap pekerjaan yang Kristus telah perintahkan; itulah pengertian dari episkopoi-imam. Mereka dikuasai oleh Kristus, ditunjuk oleh-Nya dan tidak ada hal yang dapat menghalangi kehendak-Nya, hamba-hamba ini ditunjuk oleh Kristus untuk berkuasa.
 Pekerjaan dari pelayanan Injil adalah untuk memberikan umat Tuhan makanan kepada mereka tepat pada waktunya, sebagai seorang pelayan dan oleh karena itu mereka memiliki kunci yang diberikan kepada mereka yaitu :
• Pekerjaan mereka adalah untuk memberi dan bukan mengambil untuk diri sendiri, namun memberikan kepada anggota keluarga apa yang tuannya telah bawakan untuk membagikan apa yang telah Kristus peroleh. Maka dalam pelayanan dikatakan bahwa, lebih diberkati mereka yang memberi dari pada menerima.
• Tugasnya adalah untuk memberikan makanan, bukan memberi hukuman (itu adalah pekerjaan Kristus), namun untuk memberikan pengajaran kepada umat yang sulit mencerna Firman Tuhan maka untuk memberikan pengajaran kepada umat yang sulit mencerna Firman Tuhan maka makanan ini akan menjadi nutrisi bagi jiwa. Umat-Nya harus diberikan bukan racunmakanan ini akan menjadi nutrisi bagi jiwa. Umat-Nya harus diberikan bukan racun atau pengajaran yang salah, bukan firman yang keras dan pengajaran yang tidak menghasilkan, namun “makanan” yang dapat didengar dan bermanfaat.
• Harus diberikan pada waktunya, en kairo-selama masih ada waktunya; saat kekekalan tiba maka semuanya akan terlambat; kita harus bekerja selama waktunya masih ada, karena kesempatan itu diperlukan setiap saat untuk melaksanakan kebutuhan hariannya.
B. Kedua, hak-Nya untuk mencabut jabatan hamba itu. Hamba yang setia, jika disukai, maka akan menjadi hamba yang baik, karena :
 Hamba itu setia (dapat dipercayai); pelayan-pelayan seharusnya demikian. Ia yang dipercayakan harus dapat dipercayai dan semakin besar kepercayaan itu, maka semakin banyak yang diharapkan dari mereka. Hal tersebut adalah hal baik yang luar biasa yang dalam pelayanan dan mereka harus setia sebagaimana Musa. Kristus memperhitungkan pelayanan tersebut dan mereka sungguh-sungguh setia. Seorang pelayan yang setia dari Yesus Kristus adalah seseorang yang dengan tulus menggambarkan kehormatan tuannya, bukan dirinya sendiri; menyampaikan seluruh kebijaksanaan Tuhan, bukan kehebatan dan kecongkakan dirinya sendiri; mengikuti jalan Kristus dan mengajak umat-Nya untuk turut serta.
 Hamba itu bijak untuk memahami tugasnya dan waktu yang tepat untuk melaksanakannya; dan dalam membimbing umat dibutuhkan, bukan hanya integritas dan ketetapan hati, tetapi juga keuletan tangan. Kejujuran memang mencukupi untuk menjadi seorang pelayan yang baik, tetapi kebiksanaan sangat diperlukan untuk seorang hamba yang setia, karena kebijaksanaan sangat menguntungkan secara langsung.
 Hamba itu melakukan apa yang sungguh dibutuhkan dalam pekerjaannya. Pelayanan adalah pekerjaan yang baik dan bagi mereka yang bekerja didalamnya, selalu ada yang diperlukan; hamba tidak dapat menuruti kesenangannya sendiri berdasarkan kata hati mereka, atau meninggalkan pekerjaan tanpa diselesaikan, atau dengan ceroboh melimpahkannya kepada orang lain, namun tetap menjalankannya dengan tujuan. Ayat 46 :melakukan tugasnya” menggambarkan sebuah sikap memikirkan urusannya sendiri dan tidak mencampuri urusan orang lain; “didapati tuannya melakukan tugasnya itu” sebagaimana tuannya telah tunjukkan dalam tugas dan dibutuhkan untuk mengatur tugas rumah tersebut; bukan hanya bicara tetapi juga melakukan.
 “didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang” yang menekankan :
• Kekonsistenan dalam bekerja. Bagaimanapun juga saat tuannya datang, hamba itu ditemukan sibuk dalam pekerjaan hari itu. Pelayanan seharusnya tidak meluangkan waktu didalam waktu tugas mereka, karena kemungkinan Tuhan akan datang pada waktu kosong itu.
• Bertahan dalam pekerjaan hamba tersebut hingga Tuhan datang. Bertahan hingga waktu itu tiba, bertahan hingga akhir.
C. Ketiga, balas jasa sebagai hadiah akan ditujukan bagi hamba ini dalam tiga hal, yaitu :
 Hamba itu akan dikenal.
 Hamba itu akan diberkati.
 Hamba itu akan disukai (Mat. 24:47) : tuannya akan mengangkat dia menjadi pengawas atas segala miliknya.

II. Berkaitan dengan hamba yang jahat
Gambaran hamba yang jahat diberikan (Mat. 24 : 48, 49); disini kita dapatkan gambaran orang – orang yang sepatutnya dikasihani. Makhluk paling jahat adalah manusia licik, manusia terjahat adalah orang Kristen yang licik dan yang terjahat dari semua hal tersebut adalah pelayanan. Dari yang terbaik jika dirusak dengan kejahatan maka dapat menjadi hal yang paling mengerikan. Dalam gambaran ini terdapat :
A. Penyebab dari kejahatan hamba itu adalah sikap tidak percaya akan kedatangan Kristus yang kedua kali; hamba itu mengatakan dalam hatinya “tuan tidak datang-datang” dan dengan demikian ia mulai berpikir bahwa tuannya tidak akan datang dan mulai meninggalkan tugasnya. Perhatikan beberapa hal ini :
i. Tuhan tahu apa yang mereka katakan dalam hati mereka, yang dengan mulut mereka menyerukan Tuhan, Tuhan, dan inilah mereka.
ii. Penundaan akan kedatangan Tuhan, meskipun ini adalah gambaran kesabaranNya bagi umat manusia, namun secara luar biasa dianiaya dengan kejahatan manusia yang hatinya telah dikeraskan dengan jalan kejahatan. Saat Kristus datang, nampaklah hati manusia telah penuh dengan kejahatan.
B. Fakta-fakta dari kejahatan hamba-hamba itu; hamba itu adalah budak dari nafsunya dan kerakusannya.
1. Penganiayaan dilaksanakan oleh hamba yang jahat. Ia mulai memukul sesama hamba. Catatan :
i. Meski pelayan rumah tersebut bertugas untuk memperhatikan semua pelayan yang ada di rumah tersebut sebagai sesama pelayan, tidak diijinkan untuk menguasai mereka, jika malaikat saja menyebut diri mereka sesama pelayan bersama Yohanes, tidak mengherankan jika Yohanes telah belajar untuk menyebut dirinya sendiri seagai saudara kepada semua orang Kristen dari Gereja-gereja di Asia.
ii. Bukanlah hal yang baru jika kita melihat hamba yang jahat menganiaya sesama mereka hamba; keduanya adalah orang Kristen dan pelayan yang setia. Hamba yang jahat menganiaya mereka karena banyak alasan, entah karena hamba-hamba itu memarahinya, ataupun karena mereka tidak mau tunduk kepadanya dan memberikan penghormatan kepadanya; tidak melakukan sebagaimana yang diminta dan sebagaimana yang dilakukan, melawan hati nurani; ia menganiaya mereka dengan lidah, sebagaimana mereka dahulu memukul para nabi. Dan jika ia mendapatkan kekuasaan dalam tangannya atau menekan mereka untuk melayaninya, sebagaimana sepuluh tanduk di kepala binatang buas, maka akan lebih lagi. Nabi Pasyur memukul Yeremia dan menaruhya di dalam pasung. Pemberontakan seringkali mengawali pembantaian. Pelayan, saat ia memukul sesama pelayan, ia melakukannya dibawah kuasa dan nama tuannya; katanya, biarlah Tuhan dimuliakan; namun ia akan tahu bahwa dirinya tidak akan dapat membuat penghinaan lebih lagi kepada tuannya.
2. Kecemaran dan amoralitas; “ia mulai makan dan minum dengan pemabuk-pemabuk”.
i. Hamba jahat itu berkawan dengan pendosa yang paling berat, ia bersekutu dengan mereka dengan akrab; ia berjalan dengan pengarahan merekan, berdiri dalam jalur mereka, duduk bersama dengan mereka dan menyanyikan lagu mereka. Para pemabuk adalah sesama periang dan senang-senang, dan merekalah yang mengeraskan kejahatan hamba itu.
ii. Hamba jahat itu sangat menyukai mereka; makan, minum dan mabuk; sebagaimana didalam Lukas menerangkan bahwa ini adalah sebagian kecil dari gambaran sikap dosa. Kemabukan membawa mereka kepada kejahatan; mereka yang diperbudak dengan kemabukan tidak akan dapat menguasai diri mereka dalam segala hal.

III. Akibat yang diterima oleh hamba yang jahat
Kehancurannya telah terbaca dalam Matius 24 : 50-51. Gambaran hamba yang jahat tidak hanya tidak akan meloloskan mereka dari penghukuman, namun akan secara luar biasa memperburuk hal tersebut. Mereka tidak akan dapat mengadakan pembelaan dari hukum Tuhan. Bagaimanapun mereka berpura-pura tak akan mungkin tersembunyikan dari kuasa Tuhan. Perhatikan :
a. Keterkejutan yang akan mengawali ajalnya (Mat. 24:50); tuan dari hamba itu akan datang. Catatan :
i. Pikiran kita yang menyisihkan akan kedatangan Tuhan tidak akan mengubah waktu kedatangan-Nya. Karena Tuhan sendiri yang akan menunjukkan kekuasaanNya, sehingga orang-orang yang tidak percaya tidak akan dapat memberikan janji apapun juga yang dapat dipegang.
ii. Kedatangan Tuhan akan menjadi kejutan yang paling mengagetkan bagi para pendosa yang ceroboh khususnya untuk hamba yang jahat. Tuhan akan datang pada saat hamba itu tidak sedang mencari-Nya.
b. Kerasnya ajal yang alami hamba itu (Mat. 24 :50). Hal tersebut tidak akan lebih dahsyat daripada kebenaran, namun hal tersebut adalah ajal yang membawa di dalamnya kehancuran total, kematian dan kutukan. Tuhan akan membunuh dia, dalam bahasa aslinya Tuhan akan memotongnya hingga hancur remuk, dikotomesei auton, yang berarti “Ia akan memotongnya dari tanah kehidupan” dari persekutuan orang benar dan memisahkan mereka masuk kedalam kejahatan; yang berarti adalah sebuah kutukan.

PENUTUP
Bapak, ibu dan saudara sekalian yang dikasihi di dalam TuhanYesus Kristus. Dibawah tema “ Hamba Tuhan yang berdedikasi” kita belajar dari perikop ini bahwa Tuhan sendirilah yang akan menentukan siapa Hamba yang Setia dan siapa Hamba yang jahat. Kita semua sadar betul bagaimana Firman Tuhan ini sangat menegur kita semua khususnya bagi para hamba Tuhan. Dimanakah posisi kita pada saat ini? Apakah sudah cukup benarkah diri kita dihadapan Tuhan? Ataukah kita masih jauh dari kebenaran? Tuhan akan menguji kita semua dengan dasar hukum-Nya. Ia adil dan setia dan sudah seharusnya juga kita setia menantikan kedatangan-Nya yang penuh rahasia sambil kita bersikap sebagaimana Hamba yang setia. Kiranya Tuhan Yesus memberkati. Amin.

No comments:

Post a Comment

NAMA ALLAH ISRAEL - Juliman Harefa